Weleh… apa itu ngawula weteng? Ngawula weteng diambil dari bahasa Jawa. Ngawula (baca: ngawulo) itu artinya menghambakan diri, sedangkan weteng itu berarti perut. Jadi artinya adalah menghambakan diri kepada perut. Ada dua tipe orang yang ngawula weteng, yaitu:
- Orang yang hobinya makan. Sulit sekali untuk menghentikan kegiatan makan. Tidak ada waktu senggang tanpa makan. Biasanya orang yang hobi makan ini akan memiliki tubuh yang amat-sangat gemuk.
- Orang yang hobinya makan enak/mahal. Dia tidak akan mau makan jika makannya tidak enak dan/atau mahal. Padahal makanan enak/mahal belum tentu sehat. Walau pun orang ini badannya tidak gemuk tetapi biasanya berpotensi memiliki banyak penyakit.
Yang jelas orang-orang yang berpaham ngawulo weteng ini punya potensi mengidap banyak penyakit, dari sekedar obesitas sampai ke penyakit pengikutnya seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dll.
Termasuk yang manakah Anda?
Weleh, saya gak suka makan 🙂 Tapi kalo dimakan suka banget, enak gilaw!
Kalo ada Ngawulo inet pasti banyak yang cocok tuh. Gak di angkot gak di toilet, selama masih ada sinyal ya terus konek internet.
Hallo Wadehel,
Maksudnya dimakan apa ya?
[…] Karena banyak yang harus dimakan, sampai-sampai Pak Johnny bilang kalau: “Tidak sempat lapar, ya?” Jadi ingat tulisanku yang terdahulu: “Ngawulo Weteng” (Hihihi…). Kalau aku sih bersusah payah makannya sampai akhirnya harus menyerah padahal masih banyak yang tersisa. Waduh… Ngawulo weteng bener nih? […]
[…] ah, aku memang tidak hobi ngomongin makanan dan tempat makan. Sebenarnya yang hobi masalah perut ini adalah Bune dan Cio. Tapi kurasa mereka tidak sempat menuliskan remeh temeh seperti ini. […]
[…] Saat berangkat ke Yogyakarta, sebenarnya kami berencana mampir makan di Tahu Baxo Ibu Pudji di Bawen, Ungaran. Sayang saat sampai di sana mata kami tertumbuk pada pengumuman bertuliskan “maaf TAHU HABIS.” Ya sudah, akhirnya kami putar balik. Kata Sisi Tahu Baxo Ibu Pudji ini enak banget dan sangat terkenal. Katanya lagi, Tahu Baxo ini pernah diulas di acara Wisata Kuliner. Saya sendiri cuma menjawab, “Ooo…” Tentu saja karena saya tidak tahu apa-apa mengenai wisata perut ini. Maklum, saya kan bukan tipe orang yang “ngawulo weteng.” […]