Merokok Yang Sopan

Pernah lihat orang merokok? Pasti seringlah ya? Coba amati saat orang tersebut merokok. Apakah dia merokok di tengah-tengah kerumunan? Bagaimana sikapnya saat merokok? Bagaimana tingkahnya saat merokok? Apakah dia merokok dengan mengabaikan orang di sekitarnya? Coba dekati lebih dekat lagi, bagaimana baunya?

Well, di mataku, orang merokok itu amat-sangat jauh dari kesan macho. Tidak seperti image orang merokok jadul yang berkesan macho yang diiklankan dengan tokoh seorang cowboy berbody bak binarangka binaragawan, seorang perokok kini malah terkesan tidak sopan. Secara ekstrim malah nampak kalau perokok ini berkesan tidak menghargai orang lain, mengabaikan kesehatan diri sendiri dan orang lain, bahkan seringkali kok kesannya kurang berpendidikan dan tidak berpikir jauh ke depan.

Mengapa why?

1) Asap rokoknya itu mengganggu orang lain. Sebagian orang cuek dengan bau rokok ini. Tapi sebagian besar orang akan sangat terganggu. Uniknya ada perokok yang merasa terganggu dengan asap rokok orang lain.

Dan perokok ini kok tidak menghargai perasaan orang lain yg terganggu oleh asapnya. Padahal banyak juga kasus orang yang tidak tahan dengan asap ini dan bisa mengakibatkan sesak nafas. Tidak sopan kan?

2) Sikapnya seringkali tidak sopan. Sejatinya sikap ini tidak serta merta melekat, tapi melihat sikap orang merokok paling-tidak bisa dilihat bahwa kesannya arogan. Apalagi jika si perokok sengaja menghembuskan abab asapnya ke orang lain. Ditambah tangan malang kirik petentengan kayak preman pasar. Hu-uh…

3) Ditambah lagi saat si perokok membuang abu dan puntungnya. Beberapa kali melihat orang dengan dandanan parlente bak pejabat tinggi tapi buang puntungnya sembarangan dengan cara melemparnya tanpa merasa bersalah. Sudah gitu sebelum dibuang ternyata rokoknya tidak dimatikan dulu. Langsung deh image-nya ndeprok, kayak tidak punya pendidikan babar blas.

Sering juga melihat si perokok ini tidak membuang abunya di asbak, tetapi di as-bak alias asal baki, misalnya di piring, gelas, sendok, tutup gelas dan seringkali langsung di lantai.

4) Dan yang lebih menyebalkan adalah baunya. Eh, ini bukan bau asap lagi, tapi bau tubuh si perokok. Kayaknya dalam radius 2 meter bakal mengganggu hidung orang lain. Terutama di ruangan kedap ber-AC, bisa-bisa satu ruangan eneg dengan baunya.

Hehehe… kelihatan banget kalau daku tidak menyukai rokok ya? Iya jelas! Tapi tentu bukan berarti daku juga tidak menyukai perokoknya. Daku punya beberapa teman yg perokok berat. Beberapa teman perokok ini punya hati yang baik kok, walau pun tidak semuanya begitu. Hihihi…

Nah, biar para perokok ini tetap terkesan baik dan sopan, dan sekaligus membangun image perokok yang sopan santun dan rajin menabung, mengapa tidak mulai melakukan beberapa hal berikut ini?

1) Merokok di tempat terpisah. Terpisah ini tentu saja benar-benar terpisah dari orang lain yang mungkin akan terganggu dengan asap knalpot rokok yg dihasilkan. Supaya benar-benar terpisah, lebih baik merokoknya bersembunyi. Syukur-syukur bisa sambil bermain petak umpet. Syukur-syukur benar-benar tersembunyi dan tidak bisa ditemukan lagi.

2) Mendaur ulang asap. Nah, ini perlu dipikirkan lebih lanjut oleh para perokok yang kreatif. Misalnya saja dengan membuat pipa/selang penghubung sehingga asap yang keluar dari ujung rokok bisa disalurkan masuk ke hidung perokoknya.

Bisa juga dengan membuat alat penampung asap rokok seperti balon sehingga ketika rokoknya habis, balon berisi asap ini bisa dihisap perokok. Penampung asap ini bisa dibikin inovatif dengan kemampuannya menambahkan cita rasa tertentu, misalnya rasa sate kambing, soto Betawi, rawon, dll.

3) Sikap merokok perlu diubah. Kalau perlu perokoknya jangan sampai kelihatan kalau sedang merokok. Sekali lagi tantangan bagi para perokok kreatif. Mungkin bisa belajar sulap dulu sehingga rokoknya bisa dipegang di sela-sela tangan sehingga orang lain tidak bisa melihat rokoknya. Dan asapnya, tentu saja.

Atau dengan mengkamuflasekan sikap merokok. Misalnya merokok dengan sedotan di gelas yang sebenarnya berisi asap rokok. Jadi seolah-olah perokok tersebut sedang minum jus, padahal sebenarnya sedang merokok.

4) Perokok harus menghilangkan jejaknya bahwa dia baru saja merokok, yaitu dengan tidak meninggalkan abu mau pun puntung di mana pun, termasuk di tong sampah. Kali ini tantangan ditujukan bagi produsen rokok. Mungkin tidak lama lagi akan muncul filter rokok model baru. Setelah rokoknya habis, maka filternya bisa dimakan. Lebih asyik jika filter tersebut ada rasanya, misalnya rasa krupuk (seperti cone-nya es krim), rasa barbeque, atau sekalian coklat atau vanilla.

5) Kalau cara di atas dilakukan, mungkin masalah bau badan akibat rokok tidak timbul. Tapi untuk berjaga-jaga, para perokok ini perlu selalu sedia parfum untuk menetralisir bau rokok yang mungkin timbul. Parfum yang disarankan tentu yang baunya cukup kuat untuk menghilangkan aroma rokok, misalnya dengan pemilihan bau kembang entut-entutan, bunga bangkai, atau aroma ikan asin.

Hem, apa lagi ya? Ada yang mau nambahin?

Yang jelas mulai saat ini perlu dipikirkan dan dipertimbangkan untuk merokok secara sopan. Bukankah kalau ada orang kentut sembarangan di kerumunan dianggap tidak sopan? Demikian pula dengan orang merokok sembarangan!

Iklan

21 pemikiran pada “Merokok Yang Sopan

  1. semua kembali ke pribadi masing2 kok..saya kesana kesini mbawak asbak portable, dan kalok mrokok liat tempat, tau sendiri lah negara ini terlalu meributkan hal2 kecil,bahkan sekecil cewek yang sukak merokok sekalipun dianggep aneh

    • @nDaru,

      Denger2, biasanya para perokok itu baru bisa ngerem kalau sudah ketanggrok, misalnya karena sakit stroke, jantung, dll. Ini cuman denger-denger loh, bukan karena nakut-nakutin. Soale mereka ngaku sendiri kalau sulit sekali berhenti. Apalagi kalo berhentinya pelan-pelan, bakal kambuh lagi ngerokoknya.

      Saya sih ngga tahu bener apa enggaknya. Tapi dari pengalaman papah & orang terdekat memang begitu. Sakit dulu baru berhenti 100%.

      Salam.

  2. Blog saya kamu apain? Kenapa saya tidak bisa mengirim komentar di artikel yang kamu kirim?

    Takut ya?

    Sudah di beri kepercayaan untuk jadi penyunting ternyata begini ya hasilnya.

    • @Fitri,

      Ya elah, fitri… Kamu kok sukanya berprasangka buruk & menuduh yg tidak-tidak.

      Yg jelas, itu kan blog kamu sendiri. Kamu owner & admin-nya. Jelas kamu bisa ngapa-ngapain di sana. Kamu bisa buat blog kamu seperti apa yang kamu inginkan, termasuk ngeset supaya artikel tdk bisa dikomentari. Kalau bukan kamu, mungkin antek2 kamu yg ngeset.

      Aku cuma posting artikel saja. Itu pun setelah kamu authorize menjadi author. Bukankah sebelumnya aku tidak bisa publish artikel?

      Kalau sekarang tidak bisa dikomentari, bukankah kamu bisa ngeset supaya bisa dikomentari? Yg jelas, posisiku di sana cuma sebagai author (pengarang) yg cuma bisa posting, tapi tidak bisa ngeset macem-macem.

      Mudheng, mbak? Makanya belajar yg benar, jangan cuma mbobol IP. Hihihi…

  3. Dosen saya pernah berkelakar (beliau seorang dokter dengan gelar PhD) bahwa: merokok ada untungnya juga terutama buat pemerintah.
    Bahwa dengan merokok = angka kematian meningkat = angka harapan hidup (umur) menurun = dengan demikian premi asuransi yang harus dibayarkan pemerintah utk kesehatan bisa berkurang = uangnya lumayaan buat pemerintah.
    ..
    tapi itu ‘pembenaran’ yang tidak benar.
    😀

  4. […] Bagi para perokok, kalau mau sakit, sakitlah sendiri saja. Tidak perlu mengajak orang lain ikut sakit karena menghisap asapmu. Karena merokok di sembarang tempat sama saja memaksa orang lain jadi perokok pasif. Kalau pun ngotot mau merokok dan kemudian sakit, maka merokoklah yang sopan. […]

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.