Walau pun judulnya keren, Artificial Intelligence alias Kecerdasan Buatan, namun daku tidak hendak menulis hal yang ilmiah. Justru ndak ilmiah babar-blas. Karena daku hendak menyoroti masyarakat kebanyakan yang cenderung memiliki “kecerdasan buatan” (dengan tanda kutip), alias kecerdasannya dikendalikan oleh seseorang atau kelompok/partai atau golongan atau agama. Banyak ketegangan terjadi di Indonesia karena masyarakat dengan mudahnya dikendalikan kecerdasannya dan dimanipulasi oleh pemimpinnya.
Ironis? Pasti! Apalagi jika sudah mengarah ke anarki. Hanya gara-gara pemimpinnya sentimen terhadap kelompok atau golongan atau agama tertentu, masyarakat jadi terhasut dan anarki seolah mereka tidak memiliki kecerdasan lagi. Bahkan kalau boleh dikata, tidak memiliki hati nurani lagi, hiks…
Terlepas dari gejolak panas belakangan ini, para pejabat dan ex pejabat pun dengan mudahnya menganut prinsip “kecerdasan buatan” ini. Tengok saja buron wanita yang kemudian tertangkap itu, dengan entengnya menyalahkan kecerdasannya dan berkelit “lupa”. Benar-benar kecerdasannya dibuat-buat.
Hem… prihatin…
~~~
Catatan: Gambar diambil dari Mbak Wiki
Nunun… hyahahahaa memang aneh sekali dia… ironis, suaminya kan mantan wakapolri. Ck ck ck…. 😦
intinya …
jangan pura-pura lupa …
hehehe
salam saya Mas Dewo