Selasa lalu saat pulang dari meeting di Bekasi daku iseng mencatat perjalan di GPS jadi-jadian (Nokia 5800 + Garmin). Hasilnya adalah: total jarak tempuh 68.7 km, total waktu 1:39 jam, waktu mengemudi 1:31 jam, waktu berhenti 8:24 menit, kecepatan rata-rata 41.4 km/jam, rata-rata kecepatan mengemudi 45.3 km/jam, dan kecepatan maksimal 111 km/jam. Hehehe… iseng banget yak?
Dari hasil pencatatan ini nampak kalau kecepatan maksimal yang pernah tercapai adalah 111km/jam. Ini tentu menyalahi aturan ireyen untuk mobil baru. Biasanya mobil baru memberikan ketentuan selama mobil belum menempuh perjalanan 1,000km belum boleh dibawa melebihi 80km/jam, tidak boleh RPM lebih dari sekian (lupa angka pastinya), dan tidak boleh rem mendadak. Belakangan aturan inreyen atau sering disebut sebagai break in ini tidak menjadi suatu keharusan bagi mobil/motor modern. Walau pun begitu di buku petunjuk disebutkan bahwa mengikuti aturan ini dapat memperpanjang usia mesin mobil kita.
Namun seandainya dalam perjalanan panjang di jalan tol yang sepi dan lurus, rasanya mengemudi di bawah 80km/jam itu sungguh membosankan, malah bikin ngantuk. Apalagi diselip kanan-kiri oleh mobil lain yang lebih kencang atau yang sopirnya sedang kebelet. Karena mobil bawaannya enak dan stabil dibawa kenceng, ya tentu saja aturan inreyen ini bablas saja. Gregetan kalau jalan lambat, hehehe…
Bagaimana pengalaman inreyen/break in Anda?
Hehehehe…. gak sengaja kenceng yaa 😛
Hehehe… disengaja sih. Semoga tidak kenapa2.
Salam
nice 🙂
saya senang mengikuti postingan anda
postingan yang menarik .
salam kenal yya dan sempatkan mampir ke
website kami.
i love ur post, keep share^^
mampir balik ke website kami yaa…
berbagi pada sesama dengan mengunjungi http://hapeduli.hajarabis.com/
bandel dikit2 ya mas 🙂
gimana mobil barunya….oke dibawa ngebut?
*nyari bocoran*