S3, yaitu “Senyum, Salam, Sapa” telah digalakkan (*jadi galak banget ya?*) di jaringan kantor kami. Bahkan di salah satu cabang setiap pagi ada sapaan operator via pengeras suara untuk mengucapkan selamat pagi dan mengingatkan para karyawan untuk selalu “Senyum, Salam, Sapa.” Tentu tidak S3 dengan diri sendiri ya? Itu bahaya, bisa dikira korslet, hehehe…
Ini penting banget diingatkan karena budaya keramahan rupanya telah semakin luntur dari hari ke hari. Mungkin karena masyarakat sekarang sudah terlalu sibuk dan stress dengan pekerjaannya. Atau terlalu sibuk dengan dirinya sendiri sehingga menjadi semakin jarang berinteraksi dengan orang lain di dunia nyata yang masih membutuhkan keramahan.
Orang yang melihat senyum dan mendengar sapaan kita tentu juga akan senang sekali. Sebaiknya S3 ini tidak hanya dilakukan saat mengemban tugas di kantor, terutama bagi yang sering berinteraksi dengan pelanggan, tetapi hendaknya sudah menjadi karakteristik bangsa kita lagi. Dan semoga bisa dilakukan dengan tulus tanpa memandang siapa yang kita ajak S3 ini, apakah dari kalangan bawah, menengah atau atas.
Salam S3
dan, salah satunya, gadget pipih hitam bernama buah itu juga bikin orang lupa pd sekelilingnya …. 😦
S3 ini memang membuat kita semangat dlm bekerja dan berinteraksi lebih baik dgn sekeliling ya Mas Dewo 🙂
salam
Betul banget, Bunda. Seakan menebarkan sikap & sifat positif bagi orang di sekeliling kita.
Salam hangat
benar mas, baru juga masuk pintu petugas dah menyapaku waktu disana
Iya, Mbak. Ini sudah menjadi standar pelayanan. Semoga para karyawan tetap melakukannya di luar jam kerja kepada semua orang tanpa pandang status.
Salam hangat
mas komennya nambah nih, maaf aku ijin ngelink kesini ya
Boleh, Mbak. Silakan.
Terima kasih