Suatu saat beberapa tahun lalu ketika ngobrol dengan seorang sales sampailah di titik dialog ini.
Sales: “Baiklah, kami akan kirim penawaran. Berapa nomer email, Bapak?”
Saya: “Ehm, nomer email ya?”
Sales: “Iya, nomer email Bapak supaya kami bisa mengirim penawaran.”
Saya: “Alamat email kali, Mbak?”
Sales: “Oh iya Pak, alamat email.”
Saya: “Alamat email saya dewo@namaperusahaan.com.”
Sales: “Beneran itu email, Bapak?”
Saya: “Ya beneranlah, masak saya ngarang?”
Sales: “Bukannya email ada www-nya? Seperti email saya nih, http://www.perusahaannyasales.com.”
Saya: “Ehm, jangan-jangan saya ini sebenarnya gaptek ya?” (*sebenarnya sih nyindir*)
Sales: “Iya kali, Pak. Kami juga ada pelatihan untuk pengenalan IT, Pak. Siapa tahu Bapak & tim mau ikut?”
Saya: “Boleh-boleh, trainernya siapa? Mbak trainernya, ya?” (mendadak gaptek & kumat isengnya)
Sales: “Bisa diatur, Pak.”
Saya: “@&(*^1#$” (melongo sambil memikirkan masa depan trainee-nya)
bapak sudah tahu nomor email saya kan, LOL
Hahaha, sudah tahu Mas.
Salam
jiahahaha….
( ngakak koprol dah akh….. ) 😀 😀 😛
tapi….
bapak dah tau alamat tilpun saya khan??? 😀 😀
salam
Hahaha sudah, Bunda. Kemarin sudah diberi tahu alamat telponnya. Salam
Ha ha ha ,ngakak baca dialognya.
Saya juga pernah mengalami kejadian semacam itu ketika di ajak main catur,pura-pura gak tau kemana saja pion boleh melangkah.
Hahaha… padahal habis itu menang catur ya?
Pak, nomer email saya ada kode posnya lho. Sudah tau kan?
Wah, tambah mumet, hehehe
He he ,sayapun gak bisa-bisa banget,cuma kebetulan lawan saya lebih gak bisa.
pak, uang nya sudah saya transfer ya.. sejumlah kesepakatan kita.
silakan cek di email Bapak. heeeeeuuuu