Sebagai seseorang yang berangkat dari latar belakang programmer dan developer, daku mesti banyak menganalisa masalah dan memecahkannya, tidak hanya di lapisan non teknis tapi sampai ke penelusuran teknis di programnya juga. Tidak jarang harus menganalisa code yang dibuat oleh orang lain, dan yaaa… itu pekerjaan yang sangat sulit karena kita harus mencoba memahami jalan pikiran orang dari kodenya untuk menangkap alur logikanya.
Di satu sisi, ada sesuatu yang menantang, yaitu memprediksi apa yang akan terjadi jika susunan kode atau alur logikanya seperti itu. Karena pemikiran orang tentu berbeda dengan jalan pikiran kita. Seringkali kita harus menjelaskan bahwa kodenya bermasalah, atau berpotensi menimbulkan masalah. Dan itu tidak bisa diutarakan jika tanpa bukti nyata. Kita harus bisa memprediksi potensi kemungkinan kesalahan dari kode sekaligus bisa membuktikannya dalam simulasi. Tidak mudah kan?
Karena jika argumen yang kita utarakan tidak bisa disimulasikan kebenarannya yang membuktikan bahwa sebuah algoritma orang lain itu salah, maka seolah kita hanya seorang peramal yang bisa dibilang tidak ada dasar teknisnya sama sekali. Tapi membuktikannya dalam sebuah simulasi sungguh sangat sulit karena sama saja kita berupaya membuktikan prediksi kita dan meruntuhkan algoritma orang.
Ah mumet deh…
(*ini curhatku, mana curhatmu?*)
Ini curhatku; ikut pusing baca curhatmu.
Hahaha… Maafkan daku telah membuatmu pusing.
mas, kalau koding suka yang simple atau berliku? sengaja biar susah dibaca orang lain gitu loh 🙂
Pasti yg simple (efektif & efisien). Kalau dibuat berliku supaya susah dibaca orang malah kelak kita sendiri yg bingung, hehehe…
Orang-orang yang udah kebiasaan ngoding juga biasanya kalo ngeliat aplikasi atau website udah langsung mulai ngira-ngira kayak apa isi source codenya, kalo iseng dicoba-coba buat nemu bug. Kalo lebih iseng lagi bugnya ntar dieksploitasi. Programmer’s life deh