Katanya kalau pesawat delay sampai lebih dari 2 jam ada kompensasinya ya? Sayangnya tidak banyak yang tahu, termasuk daku.
Hari Selasa (03/07/2012) kemarin adalah hari yang berat bagiku. Maklum Sabtu-Minggu masuk sampai malam untuk membantu operasional di RS Pekanbaru. Akibatnya kesehatan menurun. Jadi saat pulang Jakarta hari Selasa itu daku sedang tidak enak badan, alias my body is not delicious (hayaaah). Mungkin karena kecapekan plus ketularan beberapa staf di sana yang sedang flu. Kebetulan pula cuaca di Pekanbaru sedang dingin banget setelah beberapa hari hujan.
Lha kemudian penderitaan bertambah ketika ada sms tentang keterlambatan pesawat. Yang semestinya terbang jam 14:30 molor jadi jam 15:45. Lumayan lah dapat sms pemberitahuan, jadi berangkat ke Bandaranya tidak buru-buru. Tapi ternyata tidak semua penumpang dapat sms pemberitahuan tersebut loh.
Saat check-in malah tambah kenes karena tertulis kalau penerbangan delay sampai jam 17:00. Yaaaaah, delay lagi dong? Akhirnya daku pun menyambangi Lounge. Eh, di Lounge malah lebih ajaib karena display di situ menunjukkan penerbangan SJ041 delay sampai jam 19:00. Nah loh, yang bener yang mana nih?
Ya sudah, daku pun ke lounge untuk istirahat. Lumayan bisa tidur sekitar 10 menit. Sempat menghabiskan 6 cangkir teh hangat. Sayangnya tidak membuat badanku hangat, malah tambah berasa dingin. Mungkin karena meriang.
Setelah lama menunggu, akhirnya pesawat SJ040 dari Jakarta mendarat sekitar jam 17:00. Berarti tidak lama lagi kami bisa berangkat. Benar saja, sekitar 30 menit kemudian penumpang SJ041 dipersilakan boarding dan kami pun terbang pukul 18:00. Sampai Cengkareng jam 19:30. Kemaleman yah? Hiks…
Jadi terhitung delay-nya sekitar 3,5 jam. Tidak ada pengumuman kompensasi sama sekali. Penumpang di sebelahku pun tidak tahu-menahu tentang kompensasi ini. Bahkan dia tidak mendapat sms pemberitahuan delay. Kasihan juga dia (dan mungkin banyak penumpang yg lain).
Sampai rumah langsung tepar. Tidur atau pingsan? Rasanya tidak ada bedanya. Hiks…
(*Ini curhatku, mana curhatmu?*)
Emanuel Setio Dewo 
memang rasanya pingsan kaya apa mas?
Tidak ada rasanya sih. Kan tidak sadar, hehehe…
akhir bulan lalu saya pulang ke medan, pulang pergi naik lyon, dan pulang pergi pesawatnya delay juga…
huuuhhhh…
sebeellll….
naik pesawat sekarang udah kayak naik angkot, pake acara “ngetem”, nunggu penumpang penuh lah, kurang armada lah, busy flight lah…
Setelah sarapan pagi, kita putuskan untuk cepat check out karena kita masih akan mengunjungi tempat oleh-oleh Citra Niaga dan Bukit Bengkirai. Tapi begitu sampai di Citra Niaga yang ada kalap melihat aneka aksesoris batu-batuan.. disini memang hampir sama dengan di Ps. Kebon Sayur Balikpapan tapi menurut saya variasi disini lebih bagus dan menarik.
Sekedar sharing, peraturan ganti rugi bisa dilihat di sini: http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4e68e0492fbe4
Saya sendiri sudah pernah menuntut ganti rugi dari maskapai dan berhasil. Ceritanya pesawat saya Sriwijaya Air, jadwal berangkat dari Surabaya jam 18.55, ternyata dapat sms didelay sampai 19.55. Sewaktu check-in, dikabari lagi bahwa delay sampai jam 20.30. Saya hitung-hitung, delay lebih dari 90 menit. Langsung menuju ke bagian ticketing dan minta pemindahan maskapai lain yang mempunyai penerbangan lebih cepat. Setelah adu argumen, akhirnya bagian ticketing nyerah karena mereka memang tidak punya alasan untuk tidak mentaati peraturan dari Dephub. Akhirnya saya berhasil dipindahkan ke maskapai lain dan terbang lebih cepat dari jadwal. Hehehe….
Pointnya: Jangan pasrah kalau maskapai seenaknya sendiri. Kita sebagai konsumen punya hak untuk menuntut sesuai peraturan yang berlaku. Selama ini, konsumen selalu pasrah dengan keputusan maskapai, makanya semakin lama maskapai semakin seenaknya sendiri.
Cheers..