Menyalakan Raspberry Pi

Ini sebenarnya posting yang tertunda. Penyalaan Raspberry Pi sudah berhasil dilakukan hari Kamis malam yang lalu (09/08/2012) saat daku kembali ke Tangerang dari Pekanbaru. Malamnya daku langsung ngabur ke sebuah mall dekat sini untuk membeli kabel HDMI dan Keyboard USB. Untuk SD Card daku mengorbankan kartu 8GB milik handycam. Sedangkan mouse pinjam notebook dan power pinjam dari charger BlackBerry.

Semua komponen sudah terkumpul
Semua komponen sudah terkumpul

Sebelum menyalakan, jangan lupa copy image OS ke SD Card. Kebetulan daku sudah download 2 OS yang direkomendasikan, yaitu Raspbian Wheezy dan Arch Linux. Yang pertama ingin kucoba tentu saja Raspbian Wheezy yang didaulat sebagai OS pilihan resmi pertama.

Salin image OS ke SD Card
Salin image OS ke SD Card

Cara copy-nya tersedia untuk Linux & Windows. Kalau mau gampang pake Windows saja karena sudah ada GUI-nya, yaitu Win32 Disk Imager. Kalau pakai Linux bisa pakai dd.

Colokin semua
Colokin semua

Setelah itu colokkan semuanya sesuai port-nya. Mestinya sih tidak ada yang keliru, terutama bagi newbie, karena semua colokannya khas. Hanya keyboard dan mouse saja yg sama-sama menggunakan USB. Dan boleh dipertukarkan colokannya.

Tiba saatnya menyalakan Raspberry Pi. Caranya gampang, yaitu tinggal mencolokkan kabel power, hanya itu… Raspberry Pi tidak punya saklar.

Raspi-config
Raspi-config

Jika semuanya baik-baik saja, setelah layar boot, kita akan dihadapkan pada utility raspi-config. Lakukan perubahaan konfigurasinya seperlunya. Jika tidak tahu apa yang harus dilakukan, silakan tekan “Finish” saja. Setelah itu Anda akan masuk ke prompt login. Loginlah dengan user pi dan password raspberry (password bisa diganti via raspi-config).

Pada prompt ketikkan startx dan tekan enter, maka kita akan masuk ke desktop LXDE standard bawaan Raspian Wheezy.

LXDE dengan logo Raspberry Pi
LXDE dengan logo Raspberry Pi

Distro ini belum lengkap. Baru ada program seperlunya saja. Untuk programmer Python sudah cukup berbahagia karena bahasa ini menjadi bahasa resmi di RPi. Syukurlah bahasa lain bisa juga diinstal seperti C++ dan PHP.

Belum ada aplikasi Office juga. Hanya text editor vi, nano dan LeafPad yang sudah GUI. Untuk menginstall program lain dibutuhkan koneksi ke internet. Gratis kok. Hanya saja yang agak repot adalah karena daku tidak punya koneksi via kabel ethernet di apartemen. Hanya ada wifi. Wah, berarti harus beli dongle wifi USB. Hiks…

Setelah ngoprek dikit terutama untuk mengoptimalkan tampilan supaya tidak ada border, dan juga mencoba overclock di 800 MHz, daku pun mencoba menggunakan Arch Linux. Hanya saja, Arch Linux ini benar-benar tanpa desktop manager. Tidak ada GUI di standardnya. Kita harus install semuanya sendiri. Ini solusi yang menarik bagi yang berminat membangun embedded Linux, misalnya Raspberry dibuat untuk pengendali atau tugas-tugas kritis atau di lapangan.

Arch Linux
Arch Linux

Kesimpulan

Menarik bisa memiliki & mencoba Raspberry Pi (disingkat RPi), sebuah komputer sexy seukuran kartu kredit yang saat ini sedang menjadi hit di seluruh dunia. RPi benar-benar cocok untuk sarana pembelajaran, selain karena harga resminya murah (US$ 35), juga karena bisa digunakan dengan piranti terjangkau, bahkan bisa bisa menggunakan TV analog biasa.

Bagi hobbyist, RPi benar-benar cocok karena penggunaannya bisa di-custom sesuai peruntukan. RPi bahkan bisa diprogram secara mandiri supaya bisa jadi seperti Arduino (microcontroller) karena disediakan GPIO (general purpose I/O). Bahkan sudah ada pengembangan library C sehingga pemrograman bisa seperti Arduino Programmer (berbasis Wiring), yaitu WiringPi. Bagi hobbyist Ardunio tentu tidak sulit beradaptasi ke Raspberry Pi.

Sangat menarik. Daku sangat suka Arduino + Raspberry Pi. Pengen suatu saat punya waktu untuk bikin proyek bagi keduanya.

Iklan

5 pemikiran pada “Menyalakan Raspberry Pi

  1. jadi saat start up raspberry pi phyton udah ada langsung terinstal ya mas??
    kalau ingin memprogramnya langsung program di raspberry-nya ya mas??

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.