Ini adalah sebuah kisah malang tanamanku. Tanamanku ini kuperoleh dari Ibunda tercinta. Saat diberikan padaku, tanaman ini sehat walafiat berkembang dan berbunga satu. Pokoknya segar deh seperti tanaman-tanaman Ibunda yang lain di hutannya Ibu. Sayangnya setelah beberapa waktu kemudian di apartemenku tanaman ini menjadi layu. Daunnya mulai menguning kemudian menjadi kering. Hiks…

Tidak lain dan tidak bukan karena daku tidak telaten merawatnya. Selain kadang lupa menyirami, daku sering bepergian ke luar kota dalam rangka tugas dinas. Seringkali tugas dinasnya dalam waktu yang cukup lama, sekitar 1-3 minggu. Itu sudah cukup membuat tanamanku tersiksa karena tidak mendapat air dan seringkali daku lupa membuka gorden sehingga tanaman tidak mendapat cahaya yang cukup.
Belakangan tanaman tambah tersiksa karena ada jamur berwarna putih menempel di dedaunan dan batangnya. Eh ini jamur atau apa ya? Setelah konsultasi ke Ibunda, ternyata menanganinya mudah, yaitu dengan menyemprotnya dengan air sabun cuci piring. Ternyata cukup efektif. Tapi sayangnya tanaman sudah terlanjur menderita. Hiks…
Namun daku tidak akan membiarkan tanamanku ini semakin menderita. Daku akan membuatnya sehat kembali. Bagaimana caranya? Dengan pola hidupku yang tidak teratur, tentu daku membutuhkan bantuan untuk memelihara tanamanku ini. Dia adalah Arduino-ku. Daku ingin agar Arduino dapat membantuku untuk menyiram tanaman, menyalakan lampu ketika tanaman tidak mendapatkan cukup cahaya (*maklum, daku menanamnya indoor*) dan memberikan alert ketika suhu sekitar terlalu panas atau terlalu dingin bagi tanaman.
Salah satu solusi dengan Arduino adalah Garduino (gardening Arduino). Garduino ini sudah memenuhi semua kriteria untuk bercocok tanam. Bahkan dalam pengembangannya bisa mengirimkan semua parameter ke twitter sehingga dapat kita pantau keadaannya.
Ada juga pengembangan Garduino yang menjadikannya dapat berinteraksi, misalnya mengucapkan “thirsty” ketika haus dan “thank you” ketika disiram air saat haus. Lebih lanjut, kondisi tanaman bisa dipotret dan dikirimkan via email secara otomatis. Semuanya bisa dilakukan dengan Arduino.
Baiklah, untuk awalnya daku hanya ingin menggunakan Arduino untuk tugas pengairan, penerangan dan pengukuran suhu & kelembaban lingkungan dulu. Daku rasa ini sudah cukup mampu membantu pertumbuhan tanamanku.
Saat ini daku sedang memesan beberapa komponen penunjangnya. Semoga saja dalam waktu dekat ini semua sudah terkumpul sehingga daku dapat segera membuatnya.
Ada masukan dari pembaca? Oh iya, bagi yang belum mendaftar Giveaway Arduino Leonardo, masih ada waktu beberapa hari sebelum pendaftaran ditutup. Silakan mendaftar.
aku pingin arduinonya bisa masak mas, bisa gak ya? 🙂
Bisaaaaa…
Waah, itu mesti menghubungi Mbak Arduino, Jeng. Yang bisa masak ama nyuci
bukan mbak arduino dong mbak choco… Mbak Arduinati 😀
[…] pasti akan merasa asyik ngoprek dengan Arduino. Saya sendiri sudah ingin segera membangun Garduino alias Gardening Arduino yang akan membantu saya dalam bercocok […]
[…] paling utama adalah sensor-sensor untuk mendukung proyek Garduino-ku, yaitu Soil Moisture Sensor, Temperature & Humidity Sensor dan Ambient Light Sensor. Sisanya […]
[…] belanja dan ngrakit Protoshield, tibalah saatnya untuk menyicil proyek Graduino-ku. Karena daku tidak punya banyak waktu dan kebetulan seminggu kemarin sambil njagain Papa yang […]
waaah kereen yaaa..bermanfaat banget garduino nya
[…] dan sensor Temperature & Humidity. Sensor Ambient Light ini termasuk penting dalam proyek Garduino karena sensor ini akan mengindera intensitas cahaya sekitar. Jika cahaya kurang, maka Arduino akan […]
[…] Proyek Garduino-ku (gardening Arduino) hampir usai. Tadi sore daku membeli pompa air mini, selang, percabangan, kabel-kabel serta soket. Pompa air mini ini biasa digunakan untuk aliran air di aquarium. Nampaknya perlu sedikit modifikasi supaya bisa digunakan di Garduino. […]
[…] progres pembuatan prototype Garduino sudah mencapai 80%. Kekurangan 20% adalah untuk instalasi pompa air & growing light di […]
[…] pada gambar, nomer 1 adalah tanaman saya yang sangat menderita karena saya tidak telaten dalam merawatnya. Lebih menderita lagi karena saya […]
[…] mengembangkan Garduino, saya selalu memikirkan bagaimana membuat hal yang sama dengan harga yang lebih murah. Selain opsi […]
[…] di Make.do.nia sabtu depan. Topiknya adalah Garduino. Masalahnya adalah Garduino versi 1 (Agustus 2012) sudah terbengkalai semenjak saya mengembangkan Pot Elektronik berjudul Nge-Pot 85 dan Nge-Pot 84 […]
[…] Weekend 4th dengan tema Hacking Gardening vs Arduino. Saya membawakan “show and tell” Garduino (Gardening + Arduino) yang kini telah masuk ke versi 2014, yaitu […]
[…] 4th di Make.Do.Nia, saya membawakan presentasi Auto Gardening yang merupakan proyek lanjutan dari Garduino. Berikut adalah materi […]