Di suatu ruang kantor.
“Kayaknya jam ini salah deh. Atau jam saya yang salah?” Tanya saya sambil menunjuk sebuah jam dinding sambil membandingkan jam di ponsel saya.
“Iya, Pak. Jam-nya saya cepatkan 30 menit.” Jawab seorang staf.
“Buat apa dicepatkan?” Tanya saya penuh selidik.
“Untuk memotivasi, Pak.” Jawab staff tersebut.
“Memotivasi untuk tidak terlambat? Atau supaya pulangnya lebih cepat?” Tanya saya lagi dengan nada becanda.
“Dua-duanya, Pak. Hahaha…” Jawab staff lagi sambil tertawa. Jawaban ngasal?
Saya pun hanya menggeleng-geleng kepala sambil tersenyum. Bagi saya, jam yang diset tidak benar, entah kecepetan atau kelambatan, saya anggap jam tersebut berbohong. Apalagi jika memang sengaja diset demikian.
Jika yang diset tidak benar dengan sengaja adalah jam dinding yang terletak di area umum, berarti jam tersebut menipu lebih banyak orang.
Jika memang alasannya memotivasi dan mendisiplinkan diri, mengapa tidak dimulai dengan berpikir untuk mempersiapkan diri sebelum jam-nya. Misalnya jam kerja kantor pk. 8:00, maka seharusnya kita sudah tiba di kantor sebelum jam 8:00. Bukan jamnya yang dicepatkan supaya kita tidak terlambat.
Hayoooo siapa yang pakai jam penipu?
Emanuel Setio Dewo 
sejak dulu jam saya diset tepat waktu, tidak suka dilambatkan atau dipercepat bikin pusing aja 🙂
Hehehe… kita jadi nggak percaya kepada jam yg salah ya?