Rupanya sudah beberapa hari prototype Garduino ala dewo saya tinggal tugas dinas ke Pekanbaru. Entah bagaimana sekarang keadaannya. Semoga dia bisa bekerja dengan baik menyirami tanaman sesuai kelembaban tanah di pot.
Prototype ini masih belum sempurna, secara masih ada kekurangannya, yaitu belum adanya Grow Light untuk membantu fotosintesa. Alasannya adalah karena saya baru punya 1 relay dan belum punya Grow Light. Nantinya akan saya lengkapi. Sementara ini saya ingin menunjukkan komponen apa saja yang ada di Prototype versi 1 ini.

Berikut adalah penjelasan sesuai dengan nomer di gambar di atas.
1. Tanaman
Tampak pada gambar, nomer 1 adalah tanaman saya yang sangat menderita karena saya tidak telaten dalam merawatnya. Lebih menderita lagi karena saya lupa nama tanamannya. Sungguh keterlaluan ya?
Tapi penderitaannya semoga berakhir saat Garduino ini bisa berjalan dengan baik.
2. Prototype Garduino
Di sinilah otak dari proyek gardening ini. Saya menggunakan Arduino Leonardo ditambah Protoshield yang saya desain untuk beberapa sensor dan 1 relay. Kemudian semuanya diprogram bekerja untuk proyek gardening.

Oh iya, ada beberapa proteksi yang saya tambahkan di program Garduino ala Dewo, yaitu:
- Proteksi lama pompa menyala. Saya membatasi penyalaan pompa maksimum 10 menit.
- Proteksi jeda penyalaan pompa. Interval antara penyalaan pertama dengan penyalaan berikutnya harus lebih dari 10 menit.
- Proteksi kelembaban tanah. Garduino hanya akan menyalakan pompa saat kelembaban terbaca di bawah 500 dan akan segera dimatikan jika kelembaban terbaca 600. Rentang nilai ini masih experimental, bisa saja kita ubah ambang bawah menjadi 400 dan ambang atas tetap di angka 600.
Proteksi ini dilakukan supaya tidak terjadi genangan atau kebanjiran, pompa air tidak terlalu lama menyala sehingga kepanasan (terutama jika air di box habis) dan supaya terjadi penghematan air.
3. Soil Moisture Sensor
Ini adalah sensor utama dari Garduino ini. Tugasnya untuk mengindera kelembaban tanah di pot. Nilai kelembaban ini akan dievaluasi oleh Garduino. Jika nilainya di bawah 500, maka Garduino akan menyalakan pompa dengan kondisi jeda antar penyiraman sebelumnya telah tercapai, yaitu jeda 10 menit.

Sebenarnya ada solusi selain menggunakan sensor Soil Moisture ini, yaitu dengan sepasang paku. Hanya saja saya menggunakan sensor Soil Moisture ini demi akurasi pembacaan kelembaban tanah. Karena jika menggunakan sepasang paku, kita harus menghitung secara manual tegangan yang dihasilkan oleh sepasang paku tersebut.
4. Digital Humidity & Temperature Sensor dan Ambient Light Sensor
Sensor suhu dan kelembaban digital ini adalah tambahan saja. Tugasnya untuk mengindera suhu dan kelembaban udara sekitar. Pada proyek Garduino ini saya menambahkan kode untuk memberikan alert dengan pengedipan LED jika suhu udara sekitar lebih dari 27 derajat celcius, yang mana pada akhirnya ternyata menyala terus karena suhu ruangan selalu di atas 27 derajat celcius, hehehe…

Sedangkan sensor Ambient Light ini termasuk penting dalam mengindera intensitas cahaya sekitar tanaman. Semestinya dia dapat dimanfaatkan untuk memicu penyalaan Grow Light. Jika pembacaan intensitas cahaya kurang, maka Garduino bisa memicu relay untuk menyalakan Grow Light.
Nantinya akan saya pasang 1 relay dan lampu grow light untuk mengakomodasi hal ini.
5. Relay untuk Pompa
Ini sebuah relay yang lucu, karena saya memasukkannya ke dalam tempat bumbu. Ini saya lakukan untuk proteksi, supaya terjadi isolasi antara Garduino yang bekerja dengan tegangan rendah dengan relay yang akan memicu peralatan dengan tegangan tinggi.

Selain itu tempat bumbu ini akan melindungi kita dari bahaya kesetrum atau korsleting. Tentu saja lebih aman jika ada percikan air dari pompa atau kontainer.
6. Box Air
Box ini berisi air dan pompa air mini. Box ini saya ambil dari lemari plastik milik Kirana. (*Hehehe… pinjem dulu ya, Dik?*) Sedangkan pot saya letakkan di atasnya. Oh iya, saya menaruh pot di atas sebuah tatakan dari tempat penampungan botol serba guna.

Pompa air mini diletakkan di dalam box air ini. Yang perlu diperhatikan adalah karena pompa ini berdaya rendah, maka daya semprotnya juga rendah. Dia harus diletakkan sedekat mungkin dengan pot.

Selang penyiraman dibuat melingkar dan dilubang-lubangi supaya bisa lebih merata penyiramannya.

Pompa air mini dilekatkan pada dinding box air. Saya belum bisa mengetahui air sebanyak itu bisa bertahan untuk berapa hari penyiraman. Tapi jika penyiraman dilakukan hanya saat tanah kekeringan, mungkin air segitu akan awet.
Penutup
Rupanya saya memanfaatkan banyak barang seadanya dari sekitar saya, hehehe… Jadinya rapi kan? Hehehe…
Tulisan terkait:
~ Unboxing Arduino Leonardo
~ Oh Tanamanku, Yes Arduinoku
~ Apa itu Arduino?
~ Belanja Elektronik
~ Bikin Prototype dengan Protoshield
~ Ngoprek Sensor Temperature & Humidity (DHT11)
~ Ngoprek Soil Moisture Sensor & Relay
~ Ngoprek Sensor Ambient Light
~ Membuat PCB untuk Proyek Garduino (Simple Version)
~ Menghitung Biaya Prototype Garduino
~ Memproduksi Garduino
~ Garduino is up and running
~ Video Simple Garduino (Gardening Arduino)
~ Apa Saja Manfaat Garduino?
~ Kopdar Dadakan dengan Blogger Chik4
~ Gardening with ATtiny
Keren kok. Moga-moga kamu pulang nanti tanamanmu masih hidup dan subur yaa 😀
Amin.
Trims ya…
jadi penasaran melihat tanamannya setelah di pasang garduino, di foto yaaaa 🙂
Iya, aku juga penasaran dengan nasib tanamanku sekarang…
Salam
[…] mengintegrasikan display ini ke Arduino Nano. Sebagian code untuk sensor-sensor saya ambil dari proyek Garduino versi 1 saya. Sementara sensor Soil Moisture belum saya integrasikan. Menampilkan nilai Humidity & […]
[…] program Nge-Pot 85 ini saya tidak menambahkan proteksi pompa seperti yang saya lakukan di Prototype Garduino ala Dewo versi 1. Mungkin nanti akan saya oprek lagi untuk menambahkan proteksi […]
[…] Ngepot 84 yang lebih informatif. Kedua rangkaian prototype ini jatuhnya lebih murah dari pada Garduino (gardening Arduino ala Dewo). Ngepot 85 dan Ngepot […]
keren pak…
mohon ijin mencontoh prototype nya hehehe
Silakan, Mas
mau nanya pak….
pebedaanya Prototype Garduino ala Dewo versi 1 dengan nge-Pot 85.
kalo di nge-Pot 85 ga make Arduino?
Betul, nge-Pot 85 pakai ATTiny 85 yang lebih ringkas
kalo yg nge-pot 85 budgetnya lebih ringkas juga kan pak? hehe
Jauuuuh lebih muraaah…
pak bisa minta bantuanya…
mau minta skema PCB yang nge-pot 85
Untuk layout PCB sudah tersedia di artikel nge-Pot 85
om dewo mantep nih projectnya… ane juga lg mendalami garduino ini nih buat tgs akhir ane
😀
satu lg om dewo
ini keseluruhannya butuh spare part apa aja yaa om??
selain yang disebutkan di atas
[…] besok mau bikin Garduino dengan Arduino Nano. Dipasang di breadboard saja supaya saat acara “Show and tell” di […]
[…] “Show and tell” di Make.do.nia sabtu depan. Topiknya adalah Garduino. Masalahnya Garduino versi 1 sudah terbengkalai semenjak saya mengembangkan Pot Elektronik berjudul Nge-Pot 85 dan Nge-Pot 84 […]
[…] mencoba dengan pot di apartemen namun selalu gagal. Bahkan sudah dibantu Garduino tetap masih gagal, hiks… Mungkin saya bukan tipe yang telaten bercocok tanam. Beda dengan Ibu […]
Mas parameter buat intensitas cahaya nya berapa?? Mohon pencerahan via email ajikjaii@gmail.com