Kemarin teman-teman ngobrol mengenai BBM (Bahan Bakar Minyak). Kebanyakan sih setuju kalau BBM naik. Kenaikan BBM punya alasan yang logis. Bahkan teman-teman memuji Pak SBY yang berani menaikkan harga BBM padahal sebentar lagi ada pemilihan presiden. Walau pun sebagian menengarai politik uang karena kompensasi BLSM.
Namun di tengah mayoritas teman yang menyetujui kenaikan BBM, daku malah bilang kalau daku tidak setuju kenaikan ini. Malahan daku menginginkan harga BBM turun. Kalau perlu gratis. Nah loh! Teman-teman pun terperangah dan mulai kisruh protes. Hahaha…
Daku pun memulai teori ngasal. Intinya adalah BBM ini sangat diperlukan oleh masyarakat dalam menunjang perekonomian. Karena dalam pergerakan kegiatan perekonomian diperlukan mobilitas yang tentu saja memerlukan BBM. Bagaimana kalau BBM dijual murah atau malah gratis? Tentu pertumbuhan perekonomian bakal tinggi.
Namun dalam sekejap teman-teman pun protes. Daku pun menjelaskan bahwa BBM gratis bisa dikompensasi dengan kenaikan pajak kendaraan bermotor. Semakin mewah dan semakin besar kapasitas mesin pajaknya semakin mahal. Pajaknya diberlakukan secara progresif keras. Kepemilikan kendaraan ke-2 dan seterusnya pajaknya naik semakin besar, kalau perlu kenaikannya kwadrat. Dan pembayaran pajak kendaraan bermotor ini dikenakan per bulan. Pemasukan dari pajak ini menjadi kompensasi bagi pemakaian BBM gratisnya.
Pemeriksaan kendaraan apakah sudah membayar pajak atau belum dilakukan saat kendaraan masuk POM Bensin dengan teknologi RFID. Jika kendaraan terdeteksi belum membayar pajak, maka akan terdengar suara sirene meraung-raung. Pemilik kendaraan langsung ditangkap dan diharuskan bayar pajak lengkap dengan dendanya. Ah, detail teknisnya menyusul saja ya? Kan ini cuma teori ngasal, hehehe…
Demikian teori ngasal dariku yang cukup bisa membuat bengong teman-teman, hehehe… Ah namanya juga teori ngasal yang itu pun mungkin cuma bisa terwujud kalau aku presidennya.
kalau gitu saya vote mas dewo supaya jadi presiden 🙂
Hmmm… kayaknya aku nggak laku kalau mencalonkan jadi presiden, hehehe
kalau gitu mari kita dukung mas dewo jadi presiden
Eh, jangan Mas…
kalo saya seh, BBM emang mesti naek, tapi naek buat pejabat/politisi/birokrat/dll tapi rakyat kecil, terpinggirkan, yg rumahnya reot, gak selalu makan setiap hari tetep dapat subsidi BBM dan tidak dikucurkannya BLSM, tapi anggaran BLSM diganti menjadi kredit usaha mikro padat karya dg bunga nol persen. saya tolak BLSM kalau hy sebatas bagi2 duit tunai tanpa pemberdayaan masyarakat. kasian rakyat, hanya dijadikan pengemis, gak mencerdaskan, ngasinya hanya ikan, bukan pancing. saam super dari guru SD http://bit.ly/11pbrDo
Salam super…
aku pendukungmu mas Dewooooo hohohoho
Terima kasihhhh… tapi aku nggak nyapres kok, hehehe…
[…] Tapi sudah terlambat. Yu Minah boleh-boleh saja beride demikian, sayangnya dia merasa hanya wong cilik. Gak tau harus menyalurkan idenya ke mana, selain ngoceh ngalor ngidul bersamaku, bahkan kadang aku diomelinya pula Dan kalaupun bisa menyampaikan ide yang menurutnya dan menurutku cerdas, belum tentu pula sejalan dengan pemikiran pemerintah bukan? Kecuali nek presidennya Om Dewo […]
Aku nglamar jadi wakilnya
Hehehe… ntar dikira KKN 😀
nunggu mas Dewo jadi president ah … 😀
Entah di tahun berapa, Mas. Hehehe…
Jadi ikutan bengong….