Ketika aturan mobil murah (LCGC, low cost green car) diluncurkan pemerintah, nampaknya tidak selalu disetujui oleh semua pihak. Salah satunya adalah Gubernur DKI Jokowi yang berargumentasi kalau murahnya mobil ini bakal memperparah kondisi lalu lintas Jakarta yang sudah macet parah. Diskusi pihak yang setuju mobil murah dengan yang menentang sudah dilakukan dan masing-masing memiliki argumen yang masuk akal.
Di luar itu, saya yakin banyak masyarakat yang menyambut baik mobil murah ini. Walau pun kenyataannya tidak terlalu murah sehingga tidak semua kalangan masyarakat bisa membelinya. Namun sebagian lagi masyarakat yang mengimpikan punya mobil bisa sedikit punya harapan untuk memilikinya.
Saya teringat di suatu masa yang lampau ketika saya punya keinginan menggebu untuk memiliki mobil. Sayangnya mobil baru sangatlah mahal. Bahkan jika dicicilpun bakal memberatkan kehidupan kami sekeluarga. Alternatifnya membeli mobil bekas. Yang ternyata menimbulkan masalah tersendiri. Malahan jadi lebih sering membengkel dan menghabiskan uang saja.
Jadi dengan adanya kebijakan mobil murah ini, saya menyetujuinya. Walau pun saya belum tentu membelinya, tetapi saya yakin ada sebagian masyarakat yang mengimpikan untuk membelinya. Sungguh menyenangkan jika sesuatu yang diimpikan pada akhirnya bisa terwujud.
Tinggal bagaimana para pakar di pemerintahan DKI untuk memikirkan dampak yang ditimbulkannya. Hehehe…
Heheehhe iyo biar mereka yang mikit. Wong dipilih dan digaji buat mikir kok 😛
Lha ya ituuu…
saya pikir mobil bekas adalah solusi yang cukup baik kok mas, sering mbengkel atau tidaknya tergantung pinter2nya kita memilih dan merawat sang mobil bekas tersebut.. 🙂
Betul, Mas. Bagi sebagian orang mobil bekas memang solusi yg baik. Tapi bagi kebanyakan orang awam akan kesulitan ketika membeli mobil bekas, terutama tahun lawas.
Harga mobil mahal aja parkiran sudah penuh apalagi ada mobil murah, mau parkir dimana??????? *mikir lagi
http://vegalovers.wordpress.com/2013/09/16/harga-mobil-semakin-murah-semoga-dijalanan-tambah-ramah-d/