Ketika Jakarta sudah sedemikian parah macetnya, ketika kemacetan ini berpotensi bertambah parah dengan adanya program mobil murah (LCGC), mungkin sudah saatnya pengguna jalan menggunakan aplikasi-aplikasi navigasi yang dapat membantu mereka menemukan jalan tercepat. Tercepat ini tidak hanya berarti terdekat, namun juga alternatif jalan yang tidak mengandung kemacetan.
Google Maps
Aplikasi yang paling popular adalah Google Maps. Secara default aplikasi ini sudah terinstall di smartphone ber-OS Android. Selain peta navigasi yang bagus dan lengkap, Google Maps telah dibekali informasi traffic dan perkiraan berapa lama waktu tempuh menuju tujuan.
Fasilitas pencarian lokasi juga akurat. Daku banyak mengandalkan Google Maps untuk mencari lokasi yang belum daku ketahui.
Waze
Aplikasi ini sangat popular karena Waze menawarkan sesuatu yang beda, yaitu informasi dari pengguna jalan. Istilah kerennya navigasi dan lalu lintas berbasis komunitas.
Konsepnya adalah pengguna jalan dapat mengirimkan kondisi jalan yang dilaluinya untuk menjadi informasi bagi pengguna jalan lain. Sehingga jika perlu, pengguna jalan lain dapat menghindari rute macet. Informasi traffic yang dapat dikirimkan pun beragam, dari kemacetan dengan 3 tingkat kemacetan, kecelakaan, perbaikan jalan, dll. Bahkan kita dapat mengirimkan foto kondisi jalan raya.
Kita juga dapat menambahkan titik-titik penting seperti ATM, Pompa Bensin, Mall, dll. Jadi jika terjadi kemacetan, kita bisa singgah untuk istirahat. Atau jika kita ingin menemukan titik-titik penting terdekat dengan lokasi kita saat ini.
Belakangan daku mengandalkan Waze untuk memperoleh panduan jalan. Tampilannya menarik dengan animasi lucu dan informasi traffic siap saji. Lebih menarik lagi karena Waze memberikan point bagi pengguna jalan yang mengirimkan informasinya ke Waze. Daku belum tahu kegunaan lebih lanjut dari point ini, tapi yang jelas bisa meningkatkan ranking/level pengguna Waze.
Aplikasi cerdas ini tersedia untuk iOS dan Android, siap di-download di tokonya masing-masing. Sayangnya saat daku coba di Smartfren Andromax-i, ponsel jadi cepat panas. Baterai juga cepat habis sehingga harus selalu ditancap ke charger mobil. Mungkin karena Waze sangat mengandalkan GPS dan koneksi internet yang sangat menguras baterai.
Kesimpulan
Mengandalkan upaya pemerintah mengatasi kemacetan memang tidak bisa segera. Perlu waktu lama. Tetapi bukan berarti kita lantas cuma menunggu upaya pemerintah ini. Kita perlu berupaya juga untuk terlepas dari kemacetan. Tidak ada salahnya mulai menggunakan aplikasi navigasi cerdas di atas untuk membantu kita menghindari kemacetan.
sayangnya update terbaru maps google baik di versi web maupun mobile, bikin nama jalan-jalan kecil di Indonesia (Semarang terutama) hilang dari maps, jadi susah deh kalau mau searching nama jalan di google maps 😦
Iya, saya juga mengalami utk peta Bekasi & Tangerang. Sekarang pakai Waze karena ternyata peta navigasinya bagus & detail.
btw, kenapa ya kok nama jalan kecil dihapus?
Eh, ada alternatif lain menembus macet lho, di http://www.lewatmana.com, di situ terpampang cctv real time yang dipasang di banyak tempat di Indonesia, termasuk dishub juga ngelink ke sini. Alias lebih lengkap daripada yang disediakan dishub dan polri sekalipun. Karena yang punya web sudah muak dengan kemacetan, makanya dia mendedikasikan diri untuk membantu orang untuk terhindar dari kemacetan. Salam dari Semarang.
Terima kasih infonya, Bro.