Ini sebuah pengalaman saya pribadi ketika mendapat pesan nyinyir dari pendukung presiden sebelah. Pasalnya adalah pendukung fanatikan itu mencemooh Jokowi saat mengumumkan pembukaan rekening sumbangan gotong royong. Kalau saya menulis “mencemooh” itu karena saya memperhalus. Sejatinya tidak hanya cemoohan, tapi hinaan.
Namun mestinya pencemooh ini mencermati 2 hal, yang pertama adalah besaran jumlah sumbangan gotong royong yang terkumpul dari masyarakat. Per tanggal 1 Juli 2014, jumlah yang masuk adalah Rp 108.230.538.430,- Menurut saya itu jumlah yang fantastis. Lihat saja gambar laporan yang saya ambil dari facebook Jokowi:
Yang kedua adalah bahwa ternyata capres sebelah membuka rekening sumbangan juga (baca: Prabowo-Hatta Juga Ikut Buka Rekening Sumbangan Dana Kampanye). Saya tidak tahu motif capres tersebut ikut membuka rekening sumbangan, karena konon menurut para pendukungnya, capres sebelah tersebut amat sangat kaya raya dan didukung banyak konglomerat sehingga tidak butuh sumbangan dari masyarakat. Hemmm… sound arrogant.
Yang jelas, sang pencemooh seperti tertampar pipinya bolak-balik, hinaannya menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Namun yang saya lihat dari para pencemooh ini adalah karena mereka gagal memahami langkah Jokowi untuk membuka rekening gotong royong ini, yaitu untuk secara transparan melaporkan dari mana dan melaporkan penggunaan dana kampanye kepada masyarakat. Jelasnya keuangan yang diperoleh dan digunakan terbuka untuk dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Langkah ini sudah dilakukan oleh para presiden mancanegara saat mereka kampanye.
Dan ini merupakan bentuk dukungan dan kepercayaan masyarakat kepada Jokowi. Besaran nilai uang yang terkumpul juga merupakan indikator bahwa Jokowi dapat bekerja sama dengan masyarakat dalam bentuk sederhana, yaitu pengumpulan uang. Benar-benar pemimpin dari rakyat untuk rakyat!
Bagi para pencemooh, saya ingin menyampaikan kalau saya juga merupakan salah satu penyumbang. Tidak besar kok. Tidak cukup bagi saya untuk merasa bangga. Tapi saya ingin menyampaikan bahwa hinaan kalian tidak mendasar.
bukan aku yang mencemooh kan mas kayanya pilihan kita sama 🙂
Tentu saja bukan Mbak Lidya. Kan Mbak Lidya baik hatinya
wah , ini fitnah namanya
data anda kurang lengkap , dari mana anda tau hal yg sebenarnya ?
jangan asal asalan ya anda bisa jadi fitnah ini.
bloger yg lain lebih adil kayaknya