Rupanya kerja di rumah itu sulit ya? Sulitnya bukan karena masalah teknis, tapi justru non teknis. Seperti karena banyaknya gangguan yang bisa mengalihkan perhatian kita dari pekerjaan (distraction). Dari tersedianya cemilan atau makanan dengan aroma menggoda, adanya TV atau film-film bagus yang siap ditonton, atau karena dekat dengan tempat tidur yang seolah melambai-lambai minta ditidurin.
Pendek kata, kerja di rumah lebih sulit untuk fokus. Asyiknya sih punya ruang kerja sendiri yang jauh dari segala gangguan.
Tapi suasana “bekerja” sulit didapatkan di rumah karena perlu dibangun secara kolektif. Maksudnya begini, kadang kita perlu rekan kerja yang dapat saling mendukung secara aktif mau pun pasif dalam bekerja. Bahkan rekan-rekan kerja yang diam bekerja di mejanya masing-masing sudah dapat membuat kita bersemangat untuk terus bekerja.
Suami saya bekerja dari rumah, Mas. Meski sudah punya meja kerja sendiri, saya lihat masih sering kerja sambil gegoleran di kasur dan nonton tipi.
-_____-
Hahaha… iyaaa… jadinya nonton TV atau malah ketiduran
memang sih, kerja di rumah itu nggak ada teman “ngantor”. kebanyakan temanku dari dunia maya semua. 😀 yang aku suka, kalau lapar bisa tinggal ke dapur. nyari cemilan, bikin jus, atau buka kulkas cari cokelat. 😀 😀
Waini… kalau lagi banyak cemilan pasti jadinya ngemil, xixixi
apalagi ada anak-anak mas. Suami saya pernah tuh tahun 2008 kerjnya full dirumah
Wah iyaaa… pasti jadinya malah main sama anak2.