Masih meneruskan cerita Nostalgia di IIMS 2017, kali ini cerita datang dari sebuah VW Beetle. Keren ya VW Beetle yang nampak di foto di bawah ini?
Teringat dulu jaman kuliah di saat saya sangat mengidamkan VW Beetle. Saya memang suka bentuknya yang membulat dan terkesan aneh. Di Indonesia VW Beetle ini dikasih jejuluk VW Kodok. Padahal Beetle arti sebenarnya kumbang, xixixi…
Ketika menginginkannya, tidak dinyana saya mendapat tugas dari Om untuk menyetir VW Kodok dari Semarang ke Yogya. Tentu saja tugas ini langsung saya sanggupi.
Walau pun mobil tua, namun mobil VW Kodok itu masih mulus dan sangat terawat. VW Kodok berwarna hijau telur yang masih mulus itu milik Pastoran. Om saya seorang Pastor dan kebetulan harus tugas ke Yogya. Dan dengan senang hati saya pun mengantarkannya.
Sebagai catatan, jalanan dari Semarang ke Yogyakarta termasuk berat pada saat itu. Masih banyak jalan yang pas 2 jalur berlawanan dengan banyak tanjakan dan turunan panjang. Namun ternyata VW Kodok tahun 1968 itu masih bisa diandalkan.
Banyak detail dalam perjalanan itu yang sudah terlupakan. Namun ada beberapa hal yang sampai sekarang teringat, salah satunya adalah posisi nyetir yang rada aneh. Setirnya agak ke kiri, tidak tepat di tengah pengemudi. Lama kelamaan bisa bikin pegel. Bertahun-tahun kemudian saya pernah naik metromini di Jakarta yang posisi setirnya juga rada offset, hahaha…
Yang teringat kedua adalah pedal-pedalnya yang tuasnya ke bawah. Kalau diperhatikan mobil-mobil moderna pedal-pedalnya memiliki batang dan tuas ke atas, namun VW Kodok ke bawah. Sepertinya karena mesinnya di belakang sehingga penyaluran kendali atas pedal-pedal ini melalui dek bagian bawah mobil. Pertama-tama menginjak pedal-pedal ini rada aneh sih, namun lama kelamaan jadi terbiasa.
Sudah itu saja yang teringat. Sisanya lupa. Maklum sudah ratusan tahun yang lalu, hehehe… Sampai sekarang saya masih mengidamkannya sih, namun tentu saja versi terbarunya.
[…] ← IIMS 2017, Masih Bernostalgia… VW Beetle […]