Tempo hari senang dengar kabar kalau Raspberry Pi mengeluarkan versi baru, yaitu Raspberry Pi 3B+. Melihat peningkatan performanya dibanding versi 3B yang cukup berarti membuatnya menjadi opsi menarik bagi dunia pendidikan dan pengoprek. Karena jika dibandingkan PC biasa yang harganya jauh mahal, Raspberry Pi ini punya performa yang cukup untuk alat/media belajar. Dan lebih asyik lagi untuk ngoprek elektronika, dimana di sinilah keunggulan utama Raspberry Pi.
Tapi sebenarnya obsesi saya adalah memiliki Raspberry Pi Zero W. Kalau Zero versi sebelumnya tidak terlalu menarik bagi saya, Zero W ini justru menjadi magnet kuat yang menarik minat saya. Karena Zero W sudah memiliki modul Wireless (WiFi dan Bluetooth). Jadi sudah siap untuk dioprek.
Memang sih, Zero W ini performanya tidak lebih cepat dari pada tipe 3B (apalagi 3B+). Tapi bentuknya yang mungil itu membuat saya jatuh hati. Walau pun saya belum tau mau dibuat apa, saya pun membelinya via online. Kebetulan dapat diskon $4. Lumayan.
Oh iya, Raspberry Pi Zero ini sejatinya punya harga resmi $10. Tapi dimana ada toko menjual seharga itu selalu “out of stock” alias habis. Kebanyakan toko online menjual di atas $18.
Ada juga dijual Raspberry Pi Zero WH yang artinya sudah ada pin header-nya. Jadi kita tidak perlu menyolder header sendiri. Tapi berbeda dengan header Raspi 3B/3B+ yang tipe header-nya female, Zero WH menggunakan pin header male. (Ralat: Raspberry Pi menggunakan header male semua).
Dan Raspberry Pi Zero ini tiba di tangan saya pada hari Kamis Putih kemarin setelah beberapa minggu menunggu dengan harap-harap cemas, hehehe. Sampai sekarang belum sempat dioprek. Malah semalam ngoprek TouchRadio, hahaha…
Ditunggu oprekannya mas 😁😁
[…] asyik juga loh ngoprek C.H.I.P atau Raspberry Pi (duh jadi ingat kalau Raspberry Pi Zero W belum saya apa-apain). Jelas kedua board ini lebih powerful dari pada Arduino atau Wemos sekalipun. […]