Semenjak Apple merevolusi smartphone menjadi model full touchscreen, sepertinya inovasi belum beranjak jauh. Kecuali hanya penambahan minor seperti bentuk yang semakin mengecil, menipis, kamera semakin banyak, kamera yg bisa nongol, prosesor semakin kencang, kapasitas RAM dan storage meningkat, dll. Sepertinya membosankan ya?
Demikian juga di dunia laptop. Perkembangannya tidak banyak berubah. Ya memang ada konvergensi antara tablet dengan laptop sehingga menimbulkan jenis convertible. Tapi ya kemudian hanya seperti itu. Para vendor hanya balapan di sektor itu-itu saja dalam beberapa tahun belakangan ini.
Hingga akhirnya Samsung dan Huawei memperkenalkan foldable smartphone, alias ponsel pintar dengan layar lipat. Kedua vendor ini memperkenalkan prototype ponsel layar lipatnya dengan mekanisme berbeda. Jika Huawei melipat ponselnya dengan layar tetap di sisi luar, Samsung melipat ponselnya sehingga layar besarnya tertekuk di dalam sambil menyediakan layar kecil untuk display di bagian luar saat ponsel terlipat.
Baca tentang Huawei di: Huawei’s Mate X dan Samsung Foldable di: Samsung Galaxy Fold.
Kemudian Samsung mulai merilis ponsel layar lipatnya dengan harga fantastis yang sayangnya menuai problema di layarnya yang cepat rusak karena terkelupas. Berikut beritanya: Samsung reportedly delays Galaxy Fold launch to May or beyond after display issues.

Sementara itu di dunia PC, Lenovo mulai mencuri start dengan laptop layar lipatnya. Baca di: Lenovo show off the world’s first foldable PC. Bisa ditebak, dalam waktu dekat bakal semakin banyak vendor yang akan mengikuti jejak dalam penggunaan layar lipatnya.
Ketika saya menulis posting ini, saya memang cukup terkesan dengan adanya jenis baru gadget dengan layar lipat. Karena dengan adanya layar lipat ini bisa mengubah banyak hal, dari bagaimana cara pengguna berinteraksi dengan gadget sampai bagaimana aplikasi menampilkan antarmukanya. Ya memang, sepertinya akan mengubah UX (user experience) dan UI (user interface) dari gadget dan aplikasi2nya.
Dan ini berarti akan merevolusi pula sistem operasi di smartphone dan laptop. Apple dengan MacOS dan iOS-nya harus segera mengubah paradigma kaku di sistem operasinya supaya tidak tertinggal dengan para pesaingnya. Karena jika Apple tetap bersikukuh dengan format konvensional, maka pengguna akan lari ke vendor lain yang memiliki pilihan form factor yang beragam dan lebih inovatif.
Demikian pula dengan Microsoft yang walau pun sukses dengan penjualan Surface Pro dan Go, tapi belum cukup merevolusi dunia PC yang sesungguhnya. Dan PC dengan layar lipat saya rasa cukup pantas disebut revolusi yang sesungguhnya karena sedikit banyak akan mengubah cara pengguna berinteraksi dengan gadget-nya.
Tentu ini hanya pendapat pribadi saya ya? Tentu bisa salah. Jangan lupa untuk meninggalkan opini Anda di bagian komentar di bawah.
Salam.