Posting kali ini bukan tentang aplikasi WhatsApp non-resmi, tapi membahas bagaimana saya, sebagai seorang programmer, menggunakan platform WhatsApp untuk chatting. Seperti kita tahu, WhatsApp tidak hanya sekedar digunakan untuk chatting alias ngobrol, tapi juga untuk koordinasi pekerjaan atau komunitas.
Tapi saya tidak melulu menggunakan ponsel sebagai sarana WhatsAppp-an (chat via WhatsApp). Baiklah, mari kita bahas bagaimana saya menggunakan WA dalam keseharian saya sebagai seorang programmer.
Dengan SmartPhone untuk 3 Nomor Berbeda
Menggunakan smartphone adalah penggunaan WA secara standar. Seperti kebanyakan orang lain. Tapi tidak hanya digunakan secara standar, kita juga bisa menggunakan 3 nomor berbeda sekaligus dalam 1 smartphone. Untuk menggunakan nomor ke-2 di WhatsApp, kita bisa meng-install aplikasi WhatsApp for Business. Bedanya dengan WA standard, kita harus memasukkan detail info tentang bisnis atau diri kita.
Setelah mengaktifkan nomor ke-2, kita bisa mengaktifkan nomor ke-3 loh! Tapi cara ini hanya efektif digunakan di beberapa merek ponsel yang menyediakan sistem dual account. Salah satu merek yang mendukung adalah Samsung. Jadi dengan smartphone Samsung, kita bisa menggunakan WhatsApp untuk 2 nomor sekaligus. Plus 1 nomor WhatsApp Business jadi 3.
Tapi bagaimana jika ponsel kita cuma mendukung 1 atau 2 SIM card saja? Bagaimana bisa mengaktifkan 3 nomor dalam 1 ponsel?
Jawabnya bisa. Masukkan nomor yang akan diaktifkan di WhatsApp ke dalam slot SIM Card. Kemudian aktifkan nomor tersebut di WhatsApp. Kalau sudah aktif dengan menerima nomor verifikasi dan memasukkan ke aplikasi WA, kita bisa mengganti SIM dengan kartu lain yang ingin diaktivasi.
Paling gampang kalau punya ponsel lain yang bisa digunakan sementara hanya untuk menerima nomor aktivasi WA. Kalau tidak punya ya bisa pinjam teman sebentar. Hehehe…
Namun demikian penggunaan WA standard dengan smartphone ini memang yang terbaik. Semua fitur WA bisa digunakan secara sempurna, terutama untuk voice/video call. Metode lain di bawah hanya cocok untuk fitur messenger tanpa video/voice call.
Ups ada 1 kelemahan, yaitu tidak tersedianya versi iPad. Mau tidak mau pengguna iPad harus menggunakan versi web.
Web WhatsApp dan Aplikasi Desktop WhatsApp
Pertama kemunculannya WA memang hanya bisa digunakan di platform smartphone, baik untuk Android, iOS dan BlackBerry. Walau pun kemudian aplikasi untuk platform BlackBerry dimatikan. Di platform smartphone ini memang sudah menjadikan WA sebagai aplikasi messenger paling banyak digunakan di dunia. Hanya saja, ternyata masih belum memenuhi kebutuhan semua user. Masih ada platform yang tertinggal, yaitu pengguna komputer.
Untuk mengakomodasi hal ini, WA mengeluarkan versi web (bisa diakses di web.whatsapp.com). Demi memudahkan penggunaan WA versi web ini, WA mengeluarkan pula aplikasi versi desktop. Memang sebenarnya versi desktop ini cuma enkapsulasi versi web di mesin Chrome sehingga seolah-olah aplikasi native desktop. Tapi memang aplikasi ini sudah sangat memudahkan pengguna karena tidak usah menjalankan browser dan mengetikkan URL.
Nah, sebagai seorang programmer, saya lebih suka menggunakan versi desktop ini. Tersedia versi desktop untuk MacOS dan Windows. Sementara versi Linux tidak ada. Namun pengguna Linux bisa menggunakan versi web.
Menggunakan versi desktop ini lebih menyenangkan karena kita bisa melihat lebih banyak pesan, teman chat dan group di layar besar komputer. Berpindah antara chat 1 ke yang lain juga bisa cepat. Mengetikkan pesan di keyboard mekanik jauh lebih cepat dan nyaman dibandingkan mengetik di keyboard virtual ponsel.
Kelemahan dari cara ini adalah kita hanya bisa mengakses 1 akun WA. Lalu bagaimana jika kita punya 2 atau 3 akun WA? Tenang, masih ada caranya kok. Kita bisa menggunakan versi desktop untuk nomor pertama dan versi web untuk nomor kedua. Masih kurang? Kita bisa menggunakan browser yang berbeda untuk nomor ke-2 dengan ke-3. Contohnya saya menggunakan Chrome untuk nomor ke-2 dan Firefox untuk nomor ke-3. Saya belum mencoba mode incognito sih. Mungkin bisa dipakai juga.
Kelemahan berikutnya adalah karena tidak bisa digunakan untuk voice/video call. Masih ada lagi kelemahannya, yaitu kita tidak bisa melihat siapa saja yang sudah melihat status kita walau pun kita bisa tahu berapa jumlah orang yang telah melihat status kita. Ini gak penting sih, hehehe…
Menggunakan scrcpy Untuk Me-remote SmartPhone
Nah ini yang cukup menarik. Karena kita bisa me-remote smartphone kita dari komputer. Kita bisa melihat semua tampilan smartphone di layar komputer kita dan mengakses semua aplikasi termasuk WhatsApp.
Gunakan saja aplikasi scrcpy (konon singkatan dari screen copy). Ini adalah aplikasi yang akan me-mirror tampilan smartphone di komputer. Scrcpy ini menggunakan adb yang biasa digunakan untuk men-debug aplikasi Android yang kita buat.
Secara default scrcpy memerlukan kabel data yang digunakan untuk men-transfer tampilan di smartphone ke komputer. Tapi sebenarnya kita bisa menggunakan koneksi wifi. Hanya saja, penggunaan koneksi wifi tidak sebagus jika menggunakan kabel data. Jadi saran saya, gunakan saja kabel data sekalian untuk men-charge smartphone. Kalau tetap ingin menggunakan koneksi wifi, coba turunkan frame rate. Tapi menurunkan frame rate itu sama saja menurunkan kualitas tampilan di komputer.
Menggunakan teknik remote mirror display ini memang sangat menyenangkan karena kita bisa membiarkan ponsel tergeletak di meja begitu saja, namun kita tetap bisa mengakses semua hal yang ada di ponsel dari komputer. Penggunaan mouse dan keyboard untuk mengakses ponsel memang lebih praktis di kala kita juga harus bekerja di depan komputer.
Walau pun kelihatan ideal, tapi cara ini ada kekurangannya. Scrcpy hanya bisa digunakan untuk me-remote smartphone Android. Namun begitu scrcpy bisa diinstall di MacOS, Linux mau Windows. Kalau Anda tertarik dengan scrcpy, silakan kunjungi: Github/GenyMobile/scrcpy. Sayangnya belum tersedia untuk versi iOS (iPhone/iPad).
Metode ini tetap memungkinkan audio/video call. Ya karena sebenarnya WA tetap dijalankan di smartphone.
WhatsApp Dengan Virtual Machine
Kalau Anda seorang programmer di platform Android tentu kenal betul apa itu AVD alias Android Virtual Device. Nah, kita bisa menggunakan AVD untuk membuat piranti virtual. Seolah kita punya smartphone Android di komputer kita.
Selain digunakan untuk test dan debug aplikasi yang sedang kita kembangkan, ternyata kita bisa meng-install WhatsApp di AVD. Dan Whatsapp di AVD bisa berjalan normal layaknya di ponsel betulan. Eh ada 1 kelemahannya, yaitu jika digunakan untuk video call. Karena AVD saat ini belum bisa men-simulasikan kamera dengan menggunakan kamera webcam di komputer. Mungkin nanti Google bisa menyempurnakan AVD-nya sehingga bisa men-simulasikan kamera dengan menggunakan webcam di komputer.
Kelemahan krusial adalah karena nomor yang kita gunakan di WA versi AVD ini hanya aktif di AVD alias ponsel virtual. Artinya kalau mesin virtual atau komputer dimatikan, ya kita tidak bisa menerima pesan ke nomor tersebut. Hidupnya hanya sementara, hanya selama AVD nyala di komputer.
Tentu cara ini tidak dapat saya rekomendasikan. Walau pun demikian tetap saya tuliskan di sini supaya kita tahu bahwa cara ini dimungkinkan.
Jika Anda mau mencobanya juga, jangan lupa gunakan image Android yang sudah build-in Google Play Store. Besarkan juga storage yang akan digunakan untuk AVD supaya tidak mengganggu ketika Anda menggunakan AVD ini untuk test/debug aplikasi yang sedang Anda kembangkan.
Penutup
Cara-cara yang saya tuliskan di atas tidak melanggar TOS (term of service) dari WhatsApp. Jadi aman digunakan. Tidak ada resiko.
Ini berbeda dengan jika kita meng-install aplikasi pihak ketiga untuk mengakses platform WA. Menggunakan WA dengan aplikasi pihak ketiga bisa membuat nomor kita diblokir oleh WA. Jadi tidak saya sarankan. Walau pun memang nomor ponsel sekarang semakin murah ya? Dispensable. Kalau diblokir tinggal ganti nomor. Jadi ingat jaman dulu ketika nomor ponsel itu harganya ratusan ribu. Sayang jika sampai diblokir. Hahaha…
Anda punya cara berbeda untuk ber-whatsapp-an? Jangan ragu tuliskan di bagian komentar sehingga bisa kita diskusikan bersama.
Salam.