Tanggal 02/04/2013 ini kita memperingati World Autism Awareness Day yang ke-6.
Referensi:
~ World Autism Awareness Day (wikipedia)
~ World Autism Awareness Day (Autism Speak)
{Gambar diambil dari Wikipedia}
Tanggal 02/04/2013 ini kita memperingati World Autism Awareness Day yang ke-6.
Referensi:
~ World Autism Awareness Day (wikipedia)
~ World Autism Awareness Day (Autism Speak)
{Gambar diambil dari Wikipedia}
{Klipping ini diambil dari Koran WARTA KOTA hari Minggu, 25 April 2010. Semoga bermanfaat.}
Jatuh cinta milik semua orang. Anak autis pun mengalaminya. Hanya saja, ada perbedaan dalam cara mengekspresikan, tapi secara keseluruhan hampir sama.
Ratna Gurning (42) menceritakan anak laki-lakinya, Zepha (14) yang didiagnosa autis sejak berusia 3 tahun 2 bulan. Seperti remaja lainnya, Zepha juga mengalaminya perubahan fisik seperti perubahan suara, berjerawat, tumbuh bulu di sekujur tubuh mau pun kumis.
Namun secara mental, Zepha masih bertindak seperti anak-anak. Hal-hal pribadi seperti mandi atau buang air kecil masih tanpa malu-malu dilakukan tanpa menutup pintu atau tidak menjaga ruang pribadinya.
{Klipping ini diambil dari Koran WARTA KOTA hari Minggu, 25 April 2010. Semoga bermanfaat.}
SEKS adalah kebutuhan alami semua manusia. Tak terkecuali anak yang memiliki kebutuhan khusus seperti autis. Masalahnya, menjelaskan perihal seks kepada anak yang ‘normal’ saja tidak mudah, apalagi kepada anak autis yang memiliki ‘keunikan’ tersendiri. Apalagi ketika anak autis beranjak dewasa, saat mereka juga mengalami jatuh cinta.
Menurut psikolog Dra Dyah Puspita, MSi, orangtua yang memiliki anak autis hampir selalu menghadapi kebingungan setiap putra-putrinya memasuki tahap perkembangan tertentu. Setelah mendapatkan diagnosis autis, orangtua kadang bingung mencari penanganan yang tepat. Waktu terus berjalan, dan ketika anak harus sekolah, orangtua bingung lagi mencari sekolah yang tepat. Permasalahan semakin rumit ketika anak memasuki usia pubertas atau masa remaja. Benarkah segitu rumitnya?
“Masa remaja tidaklah seseram yang dibayangkan, karena sebetulnya tersedia banyak alternatif cara mengelola keadaan secara efektif,” kata psikolog yang biasa disapa Ita itu dalam talkshow “Remaja Autistik dan Permasalahannya” saat Expo Peduli Autisme 2010 di Graha Sucofindo, pekan lalu.
Memang, orangtua harus lebih sabar dan mau memberikan waktu lebih banyak untuk memberikan perhatian kepada anak-anak autis. Harus ditanamkan dalam hati masing-masing orangtua, masalah seks juga menjadi masalah yang sulit bagi remaja kebanyakan, tidak hanya anak yang menyandang kebutuhan khusus.
Rasanya kok pengen mengeluarkan sumpah serapah saat ditelpon pengelola hosting Forum Autisme Indonesia (FAI) yang memberitahukan kalau server mereka rusak dan tidak dapat mengembalikan semua data karena harddisk mereka rusak. Tadinya mereka berkelit kalau itu adalah Force Majeur, tapi daku pun menolak kelitan itu karena kalau FM itu karena bencana alam atau hal-hal lain yang tidak bisa dihindari seperti bom dan lain-lain.
Dan daku pun mencecar kalau seharusnya ada backup di mesin terpisah sehingga saat server tersebut rusak, backup-nya masih ada. Ternyata harddisk backup-nya ya di server tersebut. Banyak hal yang kuselidiki, namun apa boleh dikata, sang pengelola tidak bisa berbuat apa-apa lagi kecuali hanya menawarkan restore backup dari pelanggannya. Katanya kerusakan ini juga mempengaruhi 600 pelanggan yang lain. Weks…
Padahal FAI sudah jalan 2 tahun ini. Artikelnya termasuk aktif sumbangan dari para orang tua dengan anak berkebutuhan khusus. Kontributor terbesar adalah dari Ibu Any Bagwanto dan Pak Riswanto. Untuk saat ini daku baru memberikan kabar duka-cita ini kepada Bu Any.
Syukurlah Bu Any bisa menerima berita duka ini bahkan menawarkan konsep baru untuk FAI. Gayung bersambut sebenarnya, karena daku pun ingin memiliki konsep baru untuk FAI. Mungkin formatnya lebih cenderung seperti majalah dengan fitur-fitur yang lebih kaya.
Oke, kami pun berjanji untuk me-rework FAI. Tentu harus lebih baik dari sekarang.