Tentu rasanya nyebelin banget saat Raspberry Pi 4B yang telah ditunggun-tunggu lama itu datang dan Anda sudah menyiapkan segalanya, namun kemudian dia tidak mau menyala! Saya juga sempat mengalaminya loh! Kemudian saya browsing di internet dan menemukan beberapa pengecekan dan langkah yang bisa dilakukan. Syukurlah kemudian board komputer murah meriah itu mau menyala! Senangnyaaa…
Video ini tentang beberapa pengecekan tersebut. Semoga video ini bermanfaat ya, Teman2…
Sebenarnya ide ini sudah dicoba untuk dikembangkan sejak 2015-2016, namun sayangnya belum sempat terealisasi dan sampai sekarang masih mangkrak (baca: Demo Prototype Nurse Call System). Hingga akhirnya saya mencoba mendesain ulang UI/UX untuk Nurse Call System tersebut tentu dengan desain yang lebih modern. Di bawah ini adalah contoh videonya :
Rencananya piranti ini dibangun menggunakan Raspberry Pi Zero W dengan display TFT 5″ resolusi tinggi ditambah dengan kontroler untuk beberapa tombol dan rotary switch. Rotary switch dikelilingi oleh LED RGB yang akan menyala sesuai kebutuhan, hijau jika keadaan baik, merah jika ada panggilan atau emergency, biru jika pasien melakukan pemesanan, oranye jika ada panggilan komunikasi dari perawat di nurse station, dan lain-lain. Oh iya, tentu saja tombol tekan konvensional tetap disertakan. Gunanya untuk pemanggilan darurat tanpa melalui antarmuka piranti ini.
Mobil saya belum kekinian, tidak ada display LCD atau pun TV. Tadinya mau upgrade ke head unit yang sudah ada display LCD dan TV tapi ternyata mahal. Apalagi yang support TV Digital, harganya mahal banget Gan! Kalau maksa beli yang murahan takutnya malah kecewa, hahaha…
Jadi saya pun memutuskan mengadopsi Raspberry Pi Zero W + DVB TV Hat yang saya oprek tempo hari plus iPad sebagai display TV-nya. Berikut video-nya :
Tadinya saya mau memanfaatkan Raspberry Pi 3B ditambah LCD Display 3.5″ (lihat di sini) tapi ternyata display segitu kekecilan. Memang lebih baik pakai iPad yang 9.7″. Jelas lebih legaan. Ditambah iPad punya kemampuan dihubungkan ke head unit bawaan mobil untuk amplifikasinya. Dengan integrasi ke head unit mobil, suaranya jadi bagus dan keras.
Sebenarnya saya mau membuat setup ini permanen. Tapi ternyata Raspberry Pi perlu pasokan voltase yang stabil. Charger mobil saya seringkali tidak stabil sehingga membuat RPi kadang tidak mau nyala. Solusi sementara adalah dengan menghubungkan Raspberry Pi ke USB-nya head unit yang relatif lebih stabil. Tapi berarti output suara dari iPad tidak bisa masuk ke head unit.
Untuk mengatasi masalah stabilitas voltase ini ada 2 opsi, yaitu membeli charger mobil yang voltasenya stabil atau membuat sendiri regulator tegangan. Sepertinya opsi ke-2 lebih masuk akal.
Kemarin mencoba juga mengganti iPad dengan hape Samsung A7 yang display-nya walau pun lebih kecil tapi masih cukup nyaman. Sayangnya output audio dari A7 tidak bisa masuk ke headunit standard bawaan mobil. Kalau iPad dan iPhone suaranya bisa dikeluarkan via kabel lightning ke USB. Kalau Samsung A7 dan Xiaomi A1 belum ketemu caranya walau pun mode USB-nya sudah di-set ke “audio source”. Sepertinya setting “audio source” di Android itu justru memasukkan suara ke hape ya? Bukan sebaliknya?
Opsi “media transfer” juga tidak bisa membuat suara dialihkan ke USB. Sempat coba Xiaomi A1 pakai kabel audio biasa masuk ke port auxillary-nya head unit tapi suaranya tidak bagus. Nanti kapan-kapan coba pakai Samsung A7.
Tapi yang pasti dengan setup RPi Zero + DVB TV HAT + iPad sudah mencukupi bagi saya. Suasana perjalanan jadi lebih menyenangkan. Tantangan berikutnya adalah jika setup ini dibawa perjalanan jauh antar kota. Pasti jadi berantakan secara frekuensi siaran digital bisa berbeda di setiap region.
Akhirnya jadi juga sebuah sensor IoT berbasis Raspberry Pi Zero W. Namanya adalah Zero IoT. Sebelumnya saya menggunakan Wemos D1 Mini. Tapi kurang praktis dan tidak fleksibel. Dan kebetulan ada teman yang memesan untuk menggunakan Raspberry Pi. Klop deh.
Sengaja memilih menggunakan Zero W karena bentuknya mungil, tidak perlu listrik banyak dan fleksibel. Bisa dimasukkan di casing yang ringkas. Di samping karena tidak perlu processing power sebesar Raspberry Pi 3B.
Jadi sistem Zero IoT ini ada 3 bagian, yaitu :
Sensor IoT (sensoriot), menggunakan Raspberry Pi Zero dengan sensor DHT11, DHT21 atau DHT22. Menggunakan display LCD 1602 yang menampilkan tanggal dan jam, pembacaan suhu & kelembaban, suhu CPU, indikator pembacaan & pengiriman data, pesan-pesan error dan simbol alert jika pembacaan di luar nilai ambang yang ditentukan.
Admin IoT (adminiot), sebuah program berbasis web dimana kita bisa mengeset nilai ambang untuk suhu dan kelembaban, menambahkan informasi lokasi sensor, dan setup untuk me-mention akun twitter Anda.
Server IoT (serveriot), sebuah aplikasi server yang bertugas menyimpan data yang dikirim oleh sensoriot, mengirimkan tweet jika pembacaan sensor melebihi ambang batas, dll.
Seru juga sih membuatnya. Sebenarnya lebih cenderung bagaimana membuat sesuatu menjadi lebih tampak profesional. Ya memang sebelumnya saya membuat banyak hal tapi sekedar hobi, untuk keperluan pribadi, bukan untuk tujuan komersial atau profesional. Tapi kali ini mencoba membuat sesuatu yang sekiranya bisa lebih baik lagi. Baik dari segi penampilan, kelengkapan fitur, kepraktisan, dll. Siapa tau bisa dijual, hehehe…
Kalau tempo hari membahas pembelian DVB TV uHAT dan setupnya di Raspberry Pi, maka kali ini saya membahas tentang membuat TV yang mungil. Sebuah Raspberry Pi saya siapkan untuk menjadi media player khusus menampilkan streaming TV Digital dari Zero. Saya menggunakan sebuah display LCD TFT 3.5″ HDMI dari Kedei. Ini sebuah display yang sudah saya beli sejak April 2018 tapi jarang sekali saya pakai.
Kali ini saya coba gunakan display mungil ini untuk menampilkan streaming TV Digital dari Raspberry Pi Zero W yang menggunakan DVB TV uHAT. Berikut adalah contoh videonya:
Lucu ya? TV yang mungil tapi masih cukup jelas menampilkan gambar. Inilah enaknya TV Digital, bisa jernih sekali gambarnya.
Kalau orang-orang kian hari TV-nya semakin besar, kalau saya malah mengecil. Saya mah gitu orangnya, hahaha…