Saya sangat senang ketika Pak Dahlan Iskan (atau staff-nya?) membaca blog ini dan turut berkomentar di blog sederhana ini. Artinya beliau bisa menyerap aspirasi dari rakyat dengan baik walau pun via blog (internet). Lebih lanjut mengenai sepak terjang Pak Dahlan Iskan bisa merujuk ke URL: Kick Dahlan Iskan atau Komunitas Dahlanis.
Melanjutkan pembahasan mobil listrik sebelumnya, saya cukup terharu dengan kengototan program mobil listrik Pak Dahlan Iskan. Niatnya baik walau pun tentu banyak kekurangan di sana-sini. Dan untuk itulah perlunya masukan dari berbagai pihak, termasuk mungkin dari blogger sederhana seperti saya. Syukurlah beberapa diskusi di blog ini sudah terbaca beliau dan semoga bisa menjadi masukan bagi beliau.
Mempertimbangkan kengototan Pak Dahlan ini, mungkin perlu adanya beberapa pemikiran di berbagai aspek yang sekiranya dapat menunjang keberhasilan proyek mobil listrik tersebut. Berikut adalah urun rembug dari saya yang sederhana ini.
1) Layanan Purna Jual Mobil Listrik
Kita perlu belajar dari kegagalan produk dan penjualan beberapa produsen kendaraan bermotor konvensional, misalnya dari mobil/motor China. Lebih banyak kegagalan produk ini disumbangkan oleh kurangnya layanan purna jual seperti kurangnya ketersediaan suku cadang (sparepart), bengkel dan montir yang ahli, jaminan atau garansi, dll.
2) Mutu Produk
Tentu saja mutu harus selalu dikedepankan. Belajar dari kesuksesan produsen mobil besar yang mana mereka tidak segan melakukan recall untuk memperbaiki kesalahan produksi walau pun kesalahan itu hanya kecil saja. Tetapi langkah ini menunjukkan pentingnya kualitas produk dan bagaimana mereka berkomitmen untuk menjaga kualitas produk tetap tinggi sehingga produk tetap prima dalam waktu yang lama.
3) Desain Produk
Selain mutu tinggi, tentu perlu juga memperhatikan desain produk. Karena mobil listrik ini secara teknologi berbeda dengan mobil konvensional, tentu saja desain tidak perlu meniru mobil konvensional. Mobil listrik sebagai solusi masa depan tentu layak menggendong desain yang lebih futuristik. Tentu lebih asyik jika tampilannya elegan.
Di sisi lain, desain mobil listrik mesti memperhatikan aspek bobot (mesti lebih ringan) tapi tetap kokoh dan aspek aerodinamika sehingga hambatan angin tidak menurunkan kemampuannya. Artinya memang perlu desain yang berbeda dengan mobil konvensional. Toh mobil listrik tidak perlu didesain berkecepatan tinggi karena kecepatan tinggi justru akan merugikan sirkuit/kabel karena sirkuit/kabel akan dibebani dengan arus yang besar sejalan dengan kebutuhan akan kecepatan yg tinggi.
Ada beberapa contoh mobil listrik yang desainnya sangat futuristik dan elegan. Mungkin Pak Dahlan perlu mengajak para pembuat mobil listrik nasional out of the box dan lepas dari kungkungan desain mobil konvensional (dengan mesin combustion).
4) Kebijakan Pengikut Produk
Melengkapi jaminan/garansi produk, proyek mobil listrik ini memerlukan kebijakan pengikut produk, misalnya kebijakan sewa baterai (jadi pengguna tidak perlu khawatir terhadap kerusakan atau penurunan kapasitas baterai), sewa mobil listrik (jadi pengguna tidak perlu beli, tetapi cukup sewa mobil listrik saja), konversi motor ke mobil listrik (program pertukaran sepeda motor ke mobil listrik), dan lain-lain.
Perlu kebijakan kreatif untuk mendukung kesuksesan mobil listrik.
5) Konversi Sepeda Motor ke Mobil Listrik
Tentu saja ini kebijakan yang positif dilihat dari aspek kuantitas sepeda motor yang begitu besar. Seperti kita tahu, sepeda motor itu menyumbang angka kecelakaan dengan kematian yang terbesar. Artinya aspek keselamatannya sangat rendah. Pemerintah perlu memikirkan hal ini dengan memberikan kebijakan konversi sepeda motor ke mobil listrik.
Tentu saja mobil listrik tidak perlu besar dengan kapasitas 7 penumpang. Cukup 2-4 penumpang saja, contohnya adalah desain Renault Twizy yang berkapasitas 2 penumpang. Dan harus didukung dengan harga yang realistis sehingga bisa dijangkau oleh para pengendara sepeda motor.
Sungguh, saya banyak mendengarkan keinginan para pengendara sepeda motor untuk memiliki mobil yang bisa mengangkut keluarga kecilnya, terbebas dari panas-hujan dan tentu saja lebih aman dari pada sepeda motor.
6) Kebijakan Pemerintah
Keberhasilan proyek mobil listrik ini perlu didukung kebijakan dari pemerintah sebagai katalis peralihan mobil konvensional ke mobil listrik. Contoh kebijakan ini misalnya: insentif pajak (pengurangan pajak kendaraan bermotor sehingga lebih murah. Atau malah dibebaskan dari pajak sekalian?), gratis tol (atau diskon 50% boleh juga), gratis parkir, dan lain-lain.
Penutup
Demikian urun rembug dari saya. Mungkin opini ini bisa membantu keberhasilan mobil listrik. Semoga Indonesia tidak hanya bisa berlari mengejar ketertinggalan, tetapi bisa melompat jauh ke depan. Kalau tidak mulai melompat sekarang, nanti lompatan kita ketinggalan lagi loh! (*hayaaah*)