Perlukah Membayar Pajak?

Perlukah membayar pajak? Tentu perlu, demi pembangunan negari ini dan bla-bla-bla… Namun jujur saja, melihat banyaknya kasus korupsi oleh para pejabat negara yang nilainya luar biasa, tentu membuat hati rakyat ini miris. Rasanya tidak rela membayar pajak jika kemudian tidak dipakai untuk pembangunan negeri tetapi hanya digunakan foya-foya pejabat negeri.

Walau pun tentu tidak bisa digeneralisir seperti itu. Toh tidak semua pejabat bobrok dan masih banyak pejabat & pegawai negeri yang baik & jujur. Sayangnya kebanyakan masyarakat sudah punya penilaian negatif terhadap pejabat negara dan punya pemikiran sayang (tidak ikhlas) untuk membayarkan pajaknya. Tidak dipungkiri bahwa masih banyak orang yang tidak membayar pajak atau bahkan mengakali sistem supaya tidak membayar pajak atau supaya membayarnya sedikit saja.

Suatu bumerang bagi negara tentu saja. Penegakan hukum terhadap koruptor lewat KPK yang kemudian diulas besar-besaran oleh media malah semakin mengungkap kebobrokan yang justru membuat masyarakat tersadar bahwa ada masalah dengan sistem pemerintahan negeri ini.

Jika demikian, mungkin presiden yang akan datang lebih baik memberikan kompensasi bagi rakyatnya selama program pemberantasan korupsi, misalnya dengan keringanan pajak. Atau lebih baik membebaskan pajak sekalian? Tentu saja keringanan atau pembebasan pajak ini akan diakhiri setelah pemberantasan korupsi berhasil. Jika tidak ada korupsi, maka rakyat akan lebih ikhlas membayar pajak.

Tentu saja daku hanya mimpi kosong di pagi hari. Tapi jika ada calon presiden yang nekad dengan program pembebasan atau keringanan pajak ini, tentu rakyat akan banyak memberikan dukungan. Yuk, nerusin mimpinya, xixixi…

Iklan

Alarm Meraung-raung

Sudah beberapa kali saya mendengar alarm mobil meraung-raung di area ruko depan apartemen. Mungkin ada upaya pencurian mobil. Syukurlah ada alarm sehingga bisa menggagalkan upaya pencurian mobil.

Di area ruko depan apartemen memang sering jadi pool bagi usaha rental mobil. Di situ diparkir banyak sekali minibus. Sayangnya pemilik usaha rental tidak punya pool khusus sehingga hanya memarkirkan mobil-mobilnya di area parkiran terbuka ruko yang mungkin tanpa penjagaan ketat.

Selama ini, saya mengamati kalau raungan alarm mobil ini berlangsung lama. Mungkin pemilik mobil tidak mengetahui kalau alarm mobilnya meraung-raung. Mungkin setelah 1 jam barulah alarm tersebut mati. Entah karena dimatikan oleh pemilik atau karena habis akinya.

Untuk upaya menggagalkan pencurian, alarm mobil standard seperti ini sudah cukup. Tapi lain ceritanya jika pencurinya cukup ahli. Saya pernah baca ada alat scanner yang bisa mematikan alarm tanpa perlu merusak dan membuka pintu. Ketika alarm dimatikan, maka kunci pintu dapat terbuka sendiri.

Konon pembukaan dengan scanner ini bisa dilakukan hanya dalam beberapa menit. Scanner akan mencari frekuensi/channel dari alarm. Begitu ketemu langsung mematikan alarm.

Tidak dipungkiri, daerah ruko depan rada sepi dan mudah diakses orang dari luar. Beda dengan apartemen yang selalu dijaga satpam 24 jam.

Celah ini tentu dapat dimanfaatkan pencuri. Walau pun dia gagal mencuri karena alarm meraung-raung, bisa saja dia menunggu beberapa lama sampai baterainya habis. Begitu aki habis, dengan mudah dia dapat membuka pintu. Menyalakan mesin cukup dengan starter metode dorong. Huuh, hilang deh itu mobil. (*Ups, kok malah ngajarin maling ya?*)

Mungkin lebih baik jika alarm sudah dilengkapi dengan modul GSM/CDMA yang otomatis akan mengirim SMS atau e-mail ke pemilik mobil jika ada upaya pencurian. Bagusnya lagi jika ada modul GPS sehingga bisa terdeteksi lokasinya. Sayangnya fitur-fitur canggih seperti ini belum menjadi standard keamanan mobil-mobil favorit di Indonesia. Padahal kan produsen mobil tahu begitu rawannya kondisi di Indonesia tercinta ini.

Desain Alert Jika PC/Server Mati

Hari ini dapat laporan dari salah satu cabang kalau server replikasi mati. Ironisnya kematian server replikasi ini sudah terjadi beberapa hari yang lalu tanpa ketahuan. Mengatasi kematian ini sebenarnya sangat mudah, yaitu tinggal menyalakannya lagi. Yang menjadikannya sulit adalah karena kita tidak tahu kapan server replikasi ini mati. Kita tidak bisa segera tahu saat dia mati. Sampai kemudian kita mengeceknya secara fisik dan ketahuan kalau dia mati.

Berangkat dari masalah ini, jadi timbul ide untuk merancang suatu alat yang mampu mendeteksi apakah sebuah PC/server mati. Jika dia mati, maka segera bunyikan alarm. Jika perlu langsung mengirimkan SMS/email secara otomatis untuk memberitahukan kalau PC/server mati.

Konstrainnya adalah bahwa ini merupakan alat yang berdiri sendiri, bukan merupakan PC yang digunakan untuk memonitor PC/server. Alat ini mempunyai baterai sendiri sehingga tidak terganggu saat pasokan listrik dari PLN mati.

Saat ini sedang googling jika ada alat seperti itu dan mempelajari cara kerjanya. Jika alat tersebut terlalu mahal, maka tibalah saatnya mendesain sendiri dengan microcontroller. Jadilah sebuah tantangan baru.

Anda punya ide atau informasi mengenai hal terkait masalah ini? Yuk kita sharing…

Menerima 4 Paket

Hari ini saya kembali berkantor di Tangerang. Duh senangnya setelah tugas 9 hari di Pekanbaru dan kembali ke markas besar IT Corp. Tambah senang karena menjumpai 4 buat paket yang menanti di meja kerja. Horeee…

Paket-paket
Paket-paket

1. Paket dari Atmel

Sungguh di luar dugaan saat saya meminta sampel ke Atmel dan ternyata di setujui. Padahal saya mintanya tidak tanggung-tanggung, yaitu ATTINY85-20PU, ATMEGA16-16PU, ATMEGA8-16PU, dan ATTINY84-20PU, masing-masing 10 buah. Semuanya dipaket dalam box panjang yang sangat aman.

Paket Chip-chip Microcontroller dari Atmel
Paket Chip-chip Microcontroller dari Atmel

Masing-masing chip disimpan dalam plastik pelindung yang bentuknya memanjang. Sangat aman bagi chip-nya. Dan lihatlah yang panjang itu, isinya ATMEGA16-16PU yang punya 40 pin. Wow…

Disimpan dalam plastik pelindung
Disimpan dalam plastik pelindung

2. Paket Arduino Nano dari China

Semenjak mengembangkan Garduino, saya selalu memikirkan bagaimana membuat hal yang sama dengan harga yang lebih murah. Selain opsi mengembangkan dengan chip ATTiny dari Atmel (yang hari ini saya terima sample chip-nya), opsi lain adalah dengan Arduino Nano compatible/clone yang lebih murah. Saya menemukan opsi murah ini dengan harga $11.99.

Arduino Nano
Arduino Nano

Kedatangan versi mini dari Arduino ini membuat saya terhenyak, rupanya bentuknya kecil banget. Coba lihat di foto saat saya sandingkan dengan uang logam Rp 500. Kecil banget kan? Arduino Nano memang didesain kecil dan pin2-nya pas di breadboard. Tambah unik karena chip FTDI dipatri di sisi bagian bawah board. Mantaps…

3. Paket dari Pak Yandi Ongkojoyo

Bermula dari diskusi ringan tentang microcontroller di facebook, akhirnya Pak Yandi menawarkan diri untuk mengirimkan contoh board microcontroller C5131. Jujur saja, saya buta sama sekali tentang microcontroller ini. Yang pasti board ini ditenagai oleh chip dari Atmel juga, hanya beda seri. Mungkin beda arsitektur. Nampaknya saya harus banyak belajar.

Paket dari Pak Yandi
Paket dari Pak Yandi

Nampaknya board ini sudah lengkap dengan beberapa pin I/O, 4 switch dan port USB mini untuk upload program. Paket sudah lengkap dengan kabel USB dan CD dokumen, datasheet dan beberapa program pendukung.

Board Microcontroller C5131
Board Microcontroller C5131

Pak Yandi ini adalah creator dari Computer-aided ABA-based Autism Therapy yang sudah memiliki paten untuk produknya. Detail mengenai produk inovatif ini bisa dicek disitus resminya: Acella.org.

Terima kasih Pak Yandi atas kirimannya. Saya akan coba pelajari dengan sebaik-baiknya.

4. Paket kulakan komponen

Paket ke-4 yang saya terima belakangan hari ini adalah dari sebuah toko elektronika. Saya belanja banyak komponen elektro untuk menunjang eksperimen saya. Saat ini belum saya buka karena isinya banyak komponen. Takutnya tercecer di jalan, hehehe…

Paket kulakan komponen
Paket kulakan komponen

Penutup

Senangnya dapat banyak paket. Nampaknya darah ngoprek dan experimen saya menggelegak lagi. Bisa tidak tidur nih nanti malam, hehehe…

Saat ini saya masih menunggu kedatangan 2 paket lagi, yaitu paket relay berisi 15 relay dan paket Arduino Uno berisi 3 buah board Arduino Uno. Keduanya saya pesan dari China. Ternyata harga satuannya lebih murah dari pada beli buatan lokal versi Severino (S3v3) sekali pun. Hiks…

Serba mini
Serba mini

Oh iya, dengan semakin mengecilnya piranti/komponen, nampaknya saya harus beli kaca pembesar. Hiks…

Arduino yang Feminin

Mungkin nama “Arduino” terkesan macho ya? Kesannya hanya untuk cowok. Padahal tidak loh. Arduino juga menyentuh sisi feminin dengan membuat versi yang dapat dijahit di pakaian dan dapat kita kenakan. Kemudian dapat turut meramaikan dunia fashion. Mungkin salah satu aplikasinya bisa seperti permainan LED di baju penari di film Step Up 3.

Ups, nama Arduino versi feminin bukanlah Arduini, tapi LilyPad. Ini benar-benar unik loh! Karena untuk merangkaikannya di baju tidak menggunakan solder dan kabel, tapi menggunakan benang yang dapat menghantarkan listrik. Jadi cukup dijahit di baju dan ke komponen-komponennya.

Gambar diambil dari arduino.cc
Gambar diambil dari arduino.cc

Walau pun dia elektronik, usah khawatir kesetrum, karena Lilypad bekerja dengan tegangan rendah, yaitu 2.7 s/d 5.5 Volt. Sedangkan cara pemrogramannya sama dengan versi Arduino yang lain. Hanya saja komponen-komponennya didesain khusus sehingga bisa dengan mudah dijahit di baju.

Asyiknya, Lilypad juga bisa dicuci bersamaan dengan baju. Tentu ada cara nyuci yang aman. Sebaiknya sih tidak masuk mesin cuci. Dan tentu saja harus mencopot baterai-nya terlebih dahulu.

Salah satu tutorial yang mudah dipelajari ada di: LilyPad Arduino Tutorial.

Googling saja untuk cari ide LilyPad
Googling saja untuk cari ide LilyPad

Lalu apa gunanya Lilypad dalam pakaian kita? Banyak loh contohnya, selain untuk jadi hiasan dengan nyala LED warna-warni, juga bisa digunakan sebagai petunjuk arah, kecepatan, suhu, suara, dll. Banyak yang membuat versi VU meter dengan Lilypad sehingga jika ada suara musik atau keramaian akan menyala sesuai musiknya. Dari yang sekedar nyala LED sampai ke nyala yang berbentuk seperti wajah, dll.

Selain LED, kita bisa juga bermain dengan suara yang dikeluarkan dari Lilypad, misalnya suara menyapa, menyuarakan cuaca, suhu, dll.

Atau bisa juga sebagai GPS data logging. Jadi keberadaan kita bisa tercatat berdasarkan data GPS. Nanti kalau sudah sampai rumah bisa dipetakan perjalanan kita via Google Maps.

Wah, aplikasinya banyak banget untuk dituliskan di sini. Yang daku senang adalah karena Lilypad tidak perlu disolder, hal yang sering dihindari oleh banyak orang, yang sekaligus menjadi penghalang untuk ngoprek elektronika terutama bagi cewek. Padahal ngoprek itu mengasyikkan loh.

(*Jadi pengen beli Lilypad. Sayangnya daku ndak hobi menjahit, hehehe*)