Hiks, Tidak Sempat Coding Lagi

Saya suka coding, alias memprogram. Sayangnya dengan penambahan pekerjaan manajerial, saya tidak sempat lagi coding. Kalau pun sempat, konsentrasi saat coding seringkali terganggu karena banyaknya kasus manajerial yang harus diatasi. Belum lagi saya harus kemana-mana yang berarti waktu habis di jalan & sangat menguras tenaga.

Delegasi coding sudah banyak saya berikan kepada para staff programmer. Tapi seringkali saya harus coding sendiri karena staff sudah terlalu banyak tugas (assignment). Dan saya tahu, assignment lebih dari 2 kepada seorang programmer akan malah mengganggu konsentrasi mereka yang bisa berakibat molornya pengerjaan. Di sisi lain deadline sudah mepet.

Pengaturan assignment menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Di satu sisi, saya ingin assignment dikerjakan dengan baik & cepat oleh senior programmer. Tapi senior programmer sudah terlalu banyak assignment, terutama yang bobot tugasnya berat. Sedangkan di-assign ke junior berarti harus banyak bimbingan dan tidak bisa cepat. Tapi itu harus dilakukan dalam rangka pembelajaran bagi junior programmer.

Hanya saja, seringkali saya gregetan sendiri dan ingin mengerjakan semuanya sendiri.

Iklan

Nyobain Google Blockly

Sudah mencoba Google Blockly? Sungguh mengasyikkan jika bisa memprogram secara visual tanpa perlu mengetik. Ini bukan pemrograman visual loh, tapi memprogram secara visual. Artinya kita tidak perlu mengerti bahasa pemrograman karena untuk membuat program cukup merakit blok logika atau aksi yang telah tersedia. Kemudian kita mencoba menjalankan program kita untuk melihat apakah hasilnya sesuai keinginan kita atau tidak.

Daku sudah mencoba memecahkan sebuah maze yang menjadi contoh pertama pemrograman dengan blockly. Untuk memecahkan sebuah maze bisa menggunakan banyak alur logika. Kalau daku sih karena sudah tahu kalau jalannya harus menuju ke situ (end point) akhirnya ya blok logikanya daku atur untuk menuju titik tujuan. Artinya logika yang daku buat bukanlah logika yang cerdas, hehehe… Tapi paling tidak sudah cukup bisa mengetahui cara pemrograman dengan Blockly.

Di bawah ini adalah contoh logika-ku yang tidak cerdas karena program sudah tahu kalau tujuannya di situ, hehehe…

Mungkin nanti-nanti kalau ada waktu mau mencoba logika yang lebih cerdas yang bisa mendeteksi titik akhir secara otomatis. Anda mau coba juga? Asyik ya? Tambah asyik lagi blockly bisa menerjemahkan program kita ke javascript dan beberapa bahasa lain yang didukungnya. Coba deh penerjemahannya di Code yang bisa menerjemahkan Blockly ke JavaScript, Dart, Python, dan XML secara langsung.

Programmer Peramal

Sebagai seseorang yang berangkat dari latar belakang programmer dan developer, daku mesti banyak menganalisa masalah dan memecahkannya, tidak hanya di lapisan non teknis tapi sampai ke penelusuran teknis di programnya juga. Tidak jarang harus menganalisa code yang dibuat oleh orang lain, dan yaaa… itu pekerjaan yang sangat sulit karena kita harus mencoba memahami jalan pikiran orang dari kodenya untuk menangkap alur logikanya.

Di satu sisi, ada sesuatu yang menantang, yaitu memprediksi apa yang akan terjadi jika susunan kode atau alur logikanya seperti itu. Karena pemikiran orang tentu berbeda dengan jalan pikiran kita. Seringkali kita harus menjelaskan bahwa kodenya bermasalah, atau berpotensi menimbulkan masalah. Dan itu tidak bisa diutarakan jika tanpa bukti nyata. Kita harus bisa memprediksi potensi kemungkinan kesalahan dari kode sekaligus bisa membuktikannya dalam simulasi. Tidak mudah kan?

Karena jika argumen yang kita utarakan tidak bisa disimulasikan kebenarannya yang membuktikan bahwa sebuah algoritma orang lain itu salah, maka seolah kita hanya seorang peramal yang bisa dibilang tidak ada dasar teknisnya sama sekali. Tapi membuktikannya dalam sebuah simulasi sungguh sangat sulit karena sama saja kita berupaya membuktikan prediksi kita dan meruntuhkan algoritma orang.

Ah mumet deh…

(*ini curhatku, mana curhatmu?*)

Sistem Versi 2

image

Beberapa hari ini kami sedang sibuk mengimplementasikan sistem Farmasi versi 2. Walau pun sudah dirasa jadi beberapa hari yang lalu ternyata saat implementasi ada beberapa masukan dari user. Karena masukan dari user bagus, maka kami menindaklanjutinya.

Tapi ternyata ada beberapa kekurangan di balik layar, rupanya daku lupa mengisi sebuah field di tabel. Jadinya heboh deh, soalnya field ini terkait dengan pertanggungjawaban kasir, hehehe… Syukurlah mengatasinya cukup mudah dan bisa segera.

Jadi semangat membuat versi 2 untuk modul-modul yang lain. Ayo semangaddd!!!

Lupa Karena Tersela

Saat daku sedang sibuk memprogram, kadang kala ada yang mengajak diskusi mengenai sesuatu. Saat daku mau kembali bekerja daku lupa tadi mau memprogram apa, terutama kalau diskusinya lama. Jadi senewen deh kalau ide yang tadi terpikir kemudian hilang. Huuu… Tapi ini masih mending sih. Kalau seandainya ada yang ngajak diskusi panas kan jadinya malah hilang segala-galanya, terutama mood bekerja, hehehe…

Jadi kepikiran seandainya ada fasilitas seperti komputer, yaitu penyimpanan state saat itu kemudian beralih ke pekerjaan lain, dan ketika ingin kembali meneruskan state sebelumnya tinggal restore state yang tadi dan kita tinggal melanjutkannya tanpa perlu ada yang hilang.

Wah, jadi perlu “mengenang” masa sebelumnya nih untuk mengingat tadi kerjanya sampai mana, ada ide apa, dan mau ngapain, hehehe…

Sementara ditulis dulu di code
Sementara ditulis dulu di code