Hari ini di belahan dunia lain, tepatnya di New York USA (baca: Ponsel Microsoft Lumia 950 Meluncur dengan Pendingin Cair), Microsoft memperkenalkan ponsel pintar Lumia 950 dan 950 XL yang dibekali sistem operasi baru Windows 10. Beruntunglah pada saat TechDay 2015 di Balai Kartini kita sempat diperlihatkan sosok Lumia 950. Sayangnya sosok 950 XL tidak dipamerkan.
Di panggung Andreas Diantoro (Presiden Direktur Microsoft Indonesia) mendemokan fitur-fitur barunya seperti autentikasi user dengan pengenalan iris. Teknologi biometrik dengan pengenalan iris walau pun bukan teknologi baru tapi nampaknya baru diadopsi secara luas di smartphone Lumia 950. Saat didemokan pengenalan iris dapat dilakukan dengan cepat. Bisa jadi trend untuk proses otentikasi bahkan untuk pembayaran.
Didemokan pula teknologi Cortana yang konon lebih personal dan manusiawi dibanding kompetitor. Demo dilakukan dengan membuat reminder berbasis lokasi.
Laptop hybrid yang bisa berubah bentuk dari laptop ke tablet rasanya sedang nge-trend belakangan ini. Kebetulan saat saya sedang mudik ke Semarang ada pameran komputer di Java Super Mall (tgl 25-29/09/2015). Jadi saya pun menyempatkan diri melihat pameran sambil mencari laptop hybrid untuk Kirana dan mamanya.
Sebelumnya saya sudah googling mencari opsi laptop hybrid yang sekiranya terjangkau. Dari beberapa pilihan, rasanya hanya Acer One 10 yang punya harga terjangkau. Sedangkan opsi dari Asus Transformer, Lenovo Yoga dll harganya lebih tinggi. Jadi saya pun fokus mencari stand yang menjual Acer One 10 dengan harga termurah.
Keistimewaan dari Acer One 10 selain harganya yang terjangkau adalah karena dia mampu berubah bentuk dalam 4 mode, yaitu laptop, tenda, mode display dan tablet. Pelepasan dan penyatuan tablet ke keyboardnya dilakukan dengan magnet yang kuat. Karena daya rekat magnetnya cukup kuat, untuk melepaskan tablet-nya harus dari satu ujung terlebih dahulu, baru ujung berikutnya.
Kira-kira 2 bulan yang lalu saya melihat Sony SmartBand Talk SWR30 dan saya merasa jam tangan ini sangat simple dan keren. Sebenarnya tidak hanya fungsinya yang sebagai jam yang saya senangi, tetapi karena dia mampu mencatat aktivitas keseharian kita. Ya… dia disebut sebagai activity wristband oleh Sony.
Dua bulan lalu harganya masih sekitar Rp 1,8 juta. Itu sudah didiskon dari harga resminya yang lebih dari 2 juta. Dua hari yang lalu saya lihat harganya sudah turun ke Rp 1,379,000. Wah lumayan juga turunnya. Jadi saya pun membelinya.
Rasanya putus asa kalau mengandalkan koneksi internet dengan operator selular biasa. Selain tidak bisa diandalkan sinyal dan kecepatannya juga karena ada kuota pemakaian internet. Sebelumnya saya menggunakan XL, Tri dan Smartfreen. Yang satu bagus tapi kemahalan, sementara yang lain murah tapi tidak bisa diandalkan kecepatan dan sinyalnya.
Kali ini saya mencoba membeli Bolt! Sebenarnya keinginan ini sudah sejak lama, tapi saya menunda membelinya karena saya sering keluar kota dimana sinyal 4G Bolt! belum menjangkau daerah kerja. Tapi apa mau dikata, saya sudah malas menggunakan koneksi selular biasa. Saya mau yang luar biasa, maka saya pun membeli MiFi (mobile wifi) dari Bolt!
Kemarin siang saya pesan dari Lazada.co.id dan siang ini saya sudah menerimanya. Bener-bener jos tho? Ini dia penampakan ketika saya membuka paketnya. Jangan lupa perhatikan tulisan kalau MiFi ini buatan Indonesia. Top!
Sudah lebih dari 2 minggu saya menggunakan Samsung ATIV Book 9 Lite. Nampaknya kinerjanya kurang dibanding notebook saya sebelumnya, yaitu Acer V5-471G 53334G50Mabb. Jelas saja begitu karena spesifikasinya beda jauh walau pun secara harga ATIV Book 9 Lite lebih mahal. Seperti pada penggunaan prosesor AMD A6 1GHz di ATIV Book 9 Lite vs Intel Core i5 1.8GHz di Acer V5. Sedangkan RAM sama-sama DDR3 dengan kapasitas 4 GB.
CPU Utilization
Keunggulan dari ATIV Book 9 Lite adalah penggunaan media penyimpanan SSD yang walau pun kapasitasnya cuma 128 GB tetapi memiliki kecepatan yang jauh lebih baik dari pada harddisk biasa. Di samping tentu saja adanya fitur Touchscreen. Acer V5 sendiri juga mengeluarkan opsi layar Touchscreen. Sayangnya waktu itu kami tidak membeli V5 dengan fitur Touchscreen karena pertimbangan harga.
Saat saya gunakan untuk bekerja, ATIV Book 9 Lite ini memang lebih lambat. Saya mencoba menjadikannya sebagai server Apache, PHP dan MySQL. Browsing beberapa situs berita yang penuh dengan animasi, mendengarkan musik, membuka facebook, gmail dan webmail, skype dan download film. Puncaknya saat saya mengeksekusi aplikasi pembuatan laporan. Ternyata prosesor terforsir, kadang stat sampai 100% dan clock mencapai 1.4 GHz. Oh iya, prosesor AMD yang digunakan bisa bekerja sampai maksimal 1.4 GHz saat dibutuhkan. Sedangkan urusan penampilan grafis sedikit beruntung karena ada prosesor khusus, yaitu GPU AMD Radeon HD 8250 sehingga interaksi touchscreen dan tampilan bisa berjalan lancar.
Keunggulan lain yang bagi saya termasuk menyenangkan adalah karena baterainya tahan sampai lebih dari 5 jam. Bagi saya ini suatu kemewahan, karena selama 5 jam lebih bisa bebas bekerja dimana saja tanpa perlu tergantung dengan colokan listrik. Notebook saya sebelumnya maksimal 4 jam. Sedangkan Acer V5 cuma bertahan maksimal 2.5 jam. Memang sih, notebook-notebook sebelumnya fokus di performa, sedangkan yang ini saya khususkan untuk bekerja ringan dan ngeblog saja. Kalau mau kerja serius bisa pakai notebook yg lain, xixixi…
Peralatan tempur pekerja IT
Sejatinya dengan spesifikasi ATIV Book 9 Lite ini sudah lebih dari cukup untuk pengguna biasa. Namun untuk programmer seperti saya atau pekerja multimedia mungkin termasuk kurang bertenaga. Sayangnya saya tidak mencobanya untuk bermain game. Mungkin lain waktu ya. Tapi untuk memainkan film resolusi tinggi lancar-lancar saja.