Sedang Jadi Fakir Bandwidth

Semenjak menghentikan langganan internet kilat, daku pun bingung tidak punya koneksi pribadi. Padahal sebelumnya daku sudah mematikan fitur komplit bebe sehingga bebe hanya bisa bebe’em dan email. Untunglah di kantor masih bisa akses internet. Tapi kalau sudah sampai rumah jadinya manyun, hehehe…

Awalnya memang berasa ada yang aneh hidup tanpa koneksi inet. Tapi beberapa saat kemudian santai aja sih. Toh masih banyak hiburan lain, misalnya nonton TV, dengerin musik atau baca buku. Ehm jadi inget kalau masih banyak buku yang belum daku selesaikan. Sayangnya saat tugas di Makassar ini malah tidak bawa buku-buku itu. Beli lagi? Bisa-bisa cuman menambah daftar buku yang tidak selesai dibaca, hehehe…

Iklan

Delay ke Makassar & Pekanbaru

Hari Senin kemarin kami menyebar ke beberapa kota. Kami berdua ke Makasar dan tim lain ber-3 ke Pekanbaru. Dalam dua jalur ini kami menggunakan maskapai yang sama. Asmen beranggapan maskapai ini jarang terlambat dibanding maskapai kompetitornya. Namun senin ini ceritanya jadi lain karena dua penerbangan kami delay semua. Penerbangan ke Makassar yang dijadwal jam 10:00 molor jadi jam 11 lebih. Lebih kenes tim yang berangkat ke Pekanbaru karena dari jadwal berangkat jam 08:40 malahan belum berangkat saat daku boarding.

Kami pun tiba di tujuan masing-masing pada jam yang hampir bersamaan. Wah berarti tim Pekanbaru delay-nya banyak banget tuh. Kurang lebih 3 jam delaynya. Kasihan juga karena hari sebelumnya daku wanti-wanti supaya mereka lebih pagi ke bandaranya. Maklum lalu lintas sulit diprediksi (Lagi pula daku pernah ketinggalan pesawat 3x, hehehe…). Terbukti Senin paginya saat daku ke bandara macetnya minta ampun. Perjalan yg semestinya cuma 30 menit jadi satu setengah jam lebih. Gara-garanya cuaca buruk di Jabodetabek sejak minggu sampai Senin.

Cuaca buruk memang mengerikan ya? Mendingan delay dari pada kenapa-kenapa di pesawat. Syukurlah kami semua tiba di tujuan masing-masing dengan selamat.

Narsis Dengan Nux Shoot

Kemarin sore bbm-an sama teman. Intinya memotret diri sendiri aka narsis dengan BlackBerry memang sulit dilakukan. Dalam kasus ini kami menggunakan BlackBerry Torch. Kendalanya banyak. Dari bentuk Torch yang besar, posisi tombol yang sulit, ditambah kerasnya tombol kamera sehingga perlu ditekan dengan tenaga lebih. Hasilnya bisa ditebak. Karena tangan goyang, hasil foto jadi buram. Kalau pun tidak goyang, ngepasin posisi kita sendiri di foto juga sulit. Alhasil kegiatan narsis pun jadi tidak asyik.

Lha kemudian daku menemukan artikel ini: “Aplikasi Nux Shoot Mengatur Timer Foto Pada Kamera BlackBerry”. Langsung saja daku install via Blackberry Application World. Dan hasilnya memuaskan. Timer bisa dipilih 5 & 10 detik. Kerja fitur kamera yg lain tidak terganggu & tetap dapat di-setting. Jadi memang aplikasi ini fungsinya untuk menekan tombol kamera saja.

Asyiknya, aplikasi yang ukurannya kecil ini asli buatan anak Indonesia. Di bawah ini contoh foto narsis (*bletaak!!! kabuuur…*).

Pagi-pagi belum mandi sudah jalan-jalan sendiri (hayah)
Pagi-pagi belum mandi sudah jalan-jalan sendiri (hayah)

Penghuni Pertama

Okeeee… mungkin kalau judulnya “Penghuni Terakhir“, bisa jadi ini merupakan postingan horror. Namun syukurlah tidak demikian. Dan daku harap tidak ada horrornya sekarang mau pun kelak. Soale kalau jadi horror kan serem, mana daku tidur sendirian lageeee… *Huuuuu*

Ruang Inap
Ruang Inap

Jadi dalam rangka tugas di salah satu RS di Makassar ini daku memilih untuk tinggal di RS. Dan kemudian disiapkanlah sebuah ruang untukku. Sejatinya RS ini baru membuka layanan rawat inap tanggal 1 April nanti. Tapi berhubung dengan kedatanganku, maka sebuah kamar dipersiapkan untuk daku tinggali.

Baca selebihnya »