Kisah Sebuah Sepatu Ultimatum

Sepatu saya, yang sudah beberapa tahun menemani saya bekerja sudah jebol. Sol sepatunya terbelah dari kiri ke kanan. Terbelahnya di kedua sisi sepatu. Imbang. Sudah beberapa bulan saya memakai sepatu yang terbelah itu.

Yang kemudian saya renungi, kok ya saya betah pakai sepatu terbelah itu? Selama beberapa waktu itu saya sudah membeli sekitar 4 gadget yang harganya lumayan, tetapi kenapa tidak untuk membeli sepatu baru? Rupanya saya lebih mengutamakan pembelian gadget dari pada sepatu kerja. Hufff dasar orang IT.

Sampai suatu saat Ibunda memberikan ultimatim, jika saya tidak segera membeli sepatu, maka Ibu yang akan membelikan sepatu. Horeee… Ups!!! Mungkin kalau saya masih SD tentu senang kalau dibelikan sepatu baru oleh Ibu. Tapi saya kan sudah dewasa, mandiri, dan punya penghasilan sendiri, masak masih dibelikan Ortu? Ehm, sejatinya beberapa waktu yang lalu saya dibelikan sepatu OR Ibunda tercinta sebagai hadiah ultah, hehehe…

Dapat dimaklumi, Ibunda sangat prihatin melihat sepatu yang sudah butut dan terbelah itu. Padahal saya makainya juga santai & cuek-cuek saja, hehehe…

Akhirnya saya pun membeli sepatu. Bingung milihnya. Biasanya kan dipilihin Sisi atau kakak atau teman. Atau paling tidak ada seseorang yang bisa dimintai pendapat. Jadilah saya milih yang murah saja, soalnya yang bagus itu mahal, hahaha… Sudah murah didiskon 2× pula, hahaha…

Sepatu Ultimatum
Sepatu Ultimatum

Yang saya suka, ternyata sepatu baru ini nyaman dipakai. Rasanya nge-plak alias ngepas. Berbeda dengan pengalaman membeli sepatu sebelumnya yang pasti bikin sakit pertama kali pakai, yang ini tidak bikin sakit. Memang saya baru pertama kali beli sepatu merk ini. Seneng deh…

Iklan