Ini masih cerita saya bersama Raspberry Pi yang telah lama teronggok di laci. Setelah berhasil menyalakan lagi, saya pun memberdayakannya untuk hal yang lebih bermanfaat, lebih dari sekedar “mainan”. Pertama yang saya lakukan adalah menginstall samba
server sehingga bisa dijadikan file sharing. Sayangnya dengan koneksi WiFi kecepatan file sharing termasuk lambat, cuma bisa 1-1.2 Mbps. Secara teknis kalah cepat sama koneksi internetnya, hehehe…
Hal yang kedua adalah menjadikannya mesin backup MySQL otomatis. Saya menggunakan Automysqlbackup
dan telah berhasil melakukan backup server KUNET di cloud. Kemudian saya jadwalkan untuk otomatis backup jam 12.00. Kok tidak dijadwalkan tengah malam saja? Soalnya backup tengah malam sudah dilakukan server KUNET sendiri, hehehe…
Sebenarnya solusi backup remote dengan automysqlbackup tidaklah terlalu baik jika ukuran database sudah besar. Soalnya bisa makan resources server dan juga memenuhi bandwidth jaringan. Bisa parah jika koneksi yang dipakai ada kuotanya. Lagi pula backup model begini cuma menyimpan data pada posisi waktu tertentu.
Yang lebih efisien mungkin mensetupnya sebagai replikasi database. Tapi saya masih ragu, apakah Raspberry Pi mampu? Mengingat Raspberry Pi saya ini generasi 1 yang hanya punya RAM 256 MB. Sudah gitu, berdasarkan pengalaman beberapa kali saya konfigurasi replikasi MySQL seringnya macet sendiri tanpa diketahui penyebabnya.
Tapi apa salahnya dicoba ya? Baiklah, nanti kalau ada kesempatan akan saya coba jadikan RPi ini mesin replikasi.