Pengen Ngerjain Perokok di Tangga Darurat

Baiklah, judulnya memang aneh, masih berupa keinginan. Saya memang bener-bener ingin ngerjain para perokok itu. Tapi sebelumnya, perkenankanlah saya menceritakan latar belakangnya. Bermula ketika salah satu unit di lantai yang sama dengan saya dikontrak. Entah siapa yang mengontrak, tapi menurut perkiraan saya unit tersebut diisi 2-3 orang. Dan yang saya lihat 2 orang tersebut perokok berat.

Setiap sore sampai tengah malam mereka merokok. Tadinya mereka merokok di lorong dan asapnya memenuhi lorong dan sangat mengganggu. Tentu saja saya tegur untuk tidak merokok di lorong. Sepertinya penghuni unit lain juga pernah menegur. Dasar ndableg, ternyata mereka pindah ke tangga darurat di mana salah satu jendela unit saya menghadap luar dekat sekali dengan tangga darurat tersebut. Menyebalkan! Lagi-lagi saya menegur supaya mereka tidak merokok di tangga karena asapnya masuk unit saya. Pokoknya sangat mengganggu sekali dan saya sudah beberapa kali menegur, mungkin sudah 4 atau 5 kali saya menegur mereka.

Terakhir ini mereka masih merokok di tangga, tapi posisinya agak naik 1/2 lantai sehingga asapnya tidak masuk ke unit saya. Persoalan muncul karena mereka duduk menghadap jendela saya sehingga ruang tengah tampak terlihat oleh mereka. Ya memang saya sering membuka jendela dan menyibak korden supaya udara luar bisa masuk. Tapi kalau saya keluar kamar dan pergi ke ruang tengah, berarti mereka bisa melihat semuanya. Sungguh sangat mengganggu privacy. Apalagi mereka seringkali merokok di situ sampai tengah malam.

Oh iya, saya memang belum tidur sampai tengah malam sehingga bisa melihat mereka masih duduk-duduk sambil merokok di situ. Dua orang itu masih muda. Entah apa pekerjaannya. Saya kok berpikir ada banyak hal yang bisa mereka kerjakan dari pada duduk-duduk main hape sambil merokok.

Baca selebihnya »

Iklan

Day #1 Without Coffee

Kira-kira 100 tahun yang lalu saya punya teman kerja yang hobinya minum kopi. Tiada hari tanpa minum kopi. Jadilah saya mencoba minum kopi. Hari pertama minum kopi sungguh tidak menyenangkan karena malamnya saya tidak bisa tidur dan jantung berdebar-debar.

Tapi besoknya saya minum kopi lagi karena setiap meeting dan melihat teman minum kopi itu rasanya kok nikmat & asyik banget. Apalagi katanya kopi bisa membuat pikiran lebih konsentrasi, menambah stamina dan membuat tidak ngantuk di jam kerja sehingga bisa lebih produktif. Setelah beberapa hari minum kopi rupanya tubuh saya sudah mulai bisa beradaptasi. Jantung tidak lagi berdebar-debar. Dan malamnya saya tetap bisa tidur, asal minum kopinya tidak kesorean.

100 tahun kemudian saya masih minum kopi. Kopinya juga sudah macam-macam, dari yang kandungannya lunak sampai yang keras, dari yang hitam sampai yang dicampur macem-macem, dari buat sendiri sampai ke cafe, dari yang sachetan sampai yang buatan barista, dari yang lokal sampai yang import, dari yang kotak, botol, mug sampai tumbler, pokoknya sudah banyak deh… maklum sudah 100 tahun ngopi, hahaha…

Baca selebihnya »

Dukungan Doa Bagi Pak Ahok

Hari ini Pak Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) divonis 2 tahun penjara karena dianggap menista agama. Jutaan rasa sedih yang mendalam dari kami semua yang begitu mengagumi sosok Pak Ahok. Rasanya tidak rela jika Pak Ahok harus menanggung hukuman itu sedangkan kami yakin kalau Pak Ahok tidak bermaksud melakukan penistaan.

Rasanya sangat sedih ketika tahu kalau salah satu putera terbaik negeri ini harus menjadi seorang pesakitan dan tercerabut hanya karena permainan politik berkedok agama semata. Ah kami orang kecil nan bodoh ini tidak tahu permainan apa yang dimainkan oleh elit di ketinggian sana. Yang kami tahu hanyalah bahwa beliau tidak sepatutnya mendapat hukuman itu. Tapi apalah daya kami, kami hanya mampu mengucap doa dari kejauhan, dari tempat tersembunyi pun tak bersuara dalam sunyi, namun kami yakin Tuhan di atas sana mendengar doa kami.

Kekaguman kami bukanlah karena fisik, namun karena teladan dan karya nyata yang sudah diberikan oleh Pak Ahok kepada negeri ini. Beliau telah berpegang teguh pada ajaran Kristiani seperti bertanggung jawab dan setia pada semua perkara (kecil mau pun besar), adil dan tidak korupsi, dedikasi yang tinggi, berintegritas, membantu masyarakat kecil dan yang sakit, tidak dendam atau membalas, tidak iri dan dengki, tidak mencelakakan orang lain, memaafkan/mengampuni, dan dalam prosesnya beliau turut bertumbuh dan berkembang dalam jati dirinya. Dengan membantu sesama, sebenarnya beliau membantu dirinya sendiri. Beliau berkembang menjadi sosok yang sangat baik sekarang. Jauh lebih baik dari Ahok yang sebelumnya. Ini sudah pasti hal yang sangat positif sehingga beliau layak dicintai sebagian besar masyarakat Indonesia.

Jika superhero biasanya memiliki kekuatan fisik yang lebih dari manusia biasa, maka Pak Ahok adalah superhero yang memiliki kebaikan, karya nyata dan teladan yang lebih dari manusia biasa. Ya, beliau memang seorang superhero, seorang pahlawan.

Namun beliau tercerabut sekarang. Saya yakin bukanlah waktu yang lama dan beliau akan kembali. Sementara itu beliau akan menjadi teladan yang baik sekaligus panduan bagi hukum di Indonesia supaya menjadi lebih baik. Sebuah harga yang mahal. Namun tidaklah sia-sia. Tiada pengorbanan yang sia-sia.

Kami akan terus berdoa sampai Pak Ahok terbebas dan kembali berkarya bagi masyarakat. Semoga Tuhan berkenan membantu Pak Ahok dan keluarganya melewati cobaan ini. Kami yakin Tuhan mempunyai rencana hebat di belakang ini semua. Seperti bumi dengan langit, demikianlah perbedaan rencana manusia dengan rencana Tuhan. Dan rencana Tuhan selalu menang dan selalu yang terbaik.

Paket Yakin Esok Sembuh

Saya kok sebel dengan pembedaan paket pengiriman seperti paket Reguler dan YES (Yakin Esok Sampai). Karena ternyata paket YES bisa sampai di tujuan ke esokan harinya, sedangkan reguler bisa 3 hari baru sampai. Itu pun kalau beruntung. Kadang 4 hari baru sampai.

Kalau memang jasa pengantarannya sama, petugasnya sama, tujuannya sama, mbok yao (jowo banget) paket yang reguler di-cangking (diangkut) sekalian. Jadi keesokan harinya paket reguler bisa sampai juga. Saya kok jadi berpikir paket yang reguler sengaja ditinggal dulu biar nanti-nanti saja kalau petugasnya luang baru kemudian diantarkan.

Ini sama sebelnya dulu ketika perusahaan pengiriman milik pemerintah yang sempat membuat pembedaan pengiriman menjadi 3, yaitu paket biasa, kilat dan kilat khusus. Mungkin besok dibuat paket kilat mengkilat yang diantarkan Gundala Putera Petir yang bisa 1 jam nyampai. Gubrak…

Ya… saya sebel, semestinya kalau memang bisa diantarkan dengan cepat secepat kilat, mengapa harus ditunda-tunda? Bukannya paket itu cukup dinilai dari besaran dimensi dan beratnya saja? Semestinya kecepatan pengantarannya sama!

Saya jadi membayangkan seandainya ada rumah sakit yang membuat paket seperti itu, misalnya paket biasa, paket cepat sembuh, paket yakin esok sembuh (YES).