Seribu Satu Alasan

Tadi pagi saya terbangun pk. 04:30, mendahului bunyi alarm yang saya setel jam 05:00. Ini berkat tidur gasik sebelum jam 22:00. Saya memang berniat jogging di pagi hari. Suatu hal yang belum pernah saya lakukan sebelumnya sejak selepas kuliah dan mulai terjun ke dunia kerja. Ada satu penyemangat bagi saya, yaitu kado sepatu lari dari Ibunda tercinta.

Namun saya sangat malas pagi tadi. Saya berpikir terlalu pagi jika saya bangun dan mulai jogging. Sedangkan di luar sana masih gelap, dingin dan sepi. Saya pun mencoba memejamkan mata untuk kembali tidur. Sayangnya saya tidak bisa tidur sampai kemudian alarm berbunyi keras sekali tepat jam 05:00.

Baca selebihnya »

Iklan

Kesiangan & Mood

Rupanya bangun kesiangan itu membuat mood kerja jadi jelek ya? Daku sudah beberapa kali mengalaminya, termasuk pagi ini. Alarm sudah nyala jam 05:30, tapi karena masih ngantuk daku cuma mematikannya dan bablas ketiduran sampai jam 07:33. Alamak… kesiangan…

Langsung saja bangun tergesa-gesa, gedubrak-gedubruk, byar-byur, ketipak-ketipung, (*bletak*)… intinya semuanya dikerjakan dengan buru-buru. Ada yg ketinggalan, lupa minum obat, dll.

Tentu saja sampai kantor terlambat. Mood kerja jadi jelek seolah-olah rencana kerja yang sudah disusun untuk hari itu berantakan. Padahal sebenarnya tidak juga sih. Nah, sekarang tinggal bagaimana menata diri kembali untuk bekerja dan bersemangat lagi.

Yuuuk kerja lagi.

Terlambat & Kesempatan Hidup

Seorang pekerja datang terlambat & kemudian diomelin habis-habisan oleh bosnya. Namun anehnya pekerja itu malah tersenyum saja & menanggapi omelan bosnya dengan hati riang seolah tanpa beban.

“Kok Bapak santai saja diomelin habis-habisan oleh bos?” tanya sekretaris penuh rasa penasaran.

“Seandainya saja dia tahu apa yang terjadi sebelumnya dengan saya.” jawab pekerja itu tetap dengan senyumnya.

“Memang apa yang terjadi sebelumnya?” tanya sekretaris penuh selidik.

“Tadi saya nyaris tewas. Seandainya saja saya tidak ditolong oleh seseorang yang memegang saya yang hampir jatuh dari jembatan penyeberangan karena terpeleset, mungkin saya tidak bisa lagi hadir di sini.”