(Kembali) Belajar Fotografi Bersama Nikon

Baru-baru ini saya kembali menekuni hobi fotografi setelah lama banget tidak ikut acara-acara fotografi. Hari Minggu lalu (14/05/2017) saya ikutan acara bertema “Indonesia Ethnic” yang diselenggarakan oleh Nikon Indonesia dan Indomaret. Ada Coaching Clinic yang dibawakan oleh Roy Rafael dengan judul “Lighting Layer” (videonya: di sini). Setelah coaching clinic dilanjut foto-foto para model yang menggunakan baju bernuansa etnis Kalimantan yang didesain oleh Dian Oerip. Bagus-bagus loooh.

Pada acara Indonesia Ethnic ini diumumkan dimulainya lomba foto Indomaret 2017. Kalau mau ikutan, silakan tengok website resminya di: Lomba Foto Indomaret 2017.

Kemudian hari Sabtu siang ini (20/05/2017) saya mengikuti Workshop Fashion Photograpy yang dibawakan oleh Fajar Kristiono. Seminar yang diadakan di ICE BSD ini bertepatan dengan pameran ISEF yang membuat suasana seminar sangat terganggu karena amat-sangat berisik. Tidak jauh dari lokasi seminar ada panggung aerobic dan beberapa arena perlombaan. Saya sempat iseng mengukur berapa tingkat kebisingannya. Tercatat kebisingan tertinggi sampai 98.1 dB. Saya yakin Om Fajar pasti terganggu juga saat membawakan materinya. Tapi syukurlah materi bisa dibawakan dengan baik.

View this post on Instagram

Sesi foto Nikon @nikonindonesia

A post shared by Emanuel Setio Dewo (@setiodewo) on

Baca selebihnya »

Photography Workshop : Lighting Layer

Kemarin saya mengikuti acara fotografi yang diadakan di Cafe Sekopi, The Breeze BSD City. Acaranya cukup padat, yaitu:
1. Workshop Lighting Layer oleh Roy Rafael
2. Pembukaan Lomba Foto Indomaret 2017
3. Hunting model dengan tema Indonesia Ethnic

Untuk workshop-nya saya sempat merekamnya. Ini dia rekamannya:

Mempelajari lighting di fotografi itu penting banget. Nah ini mengkondisikan bagaimana pembuata layer pencahayaan bisa membuat sebuah foto menjadi luar biasa.

Terima kasih Om Roy Rafael atas coaching-nya yang membuka wawasan.

The Dragonfly

Kemarin saya upload foto Capung di instagram dan facebook dan kemudian jadi perbincangan yang menarik. Saat ini kita tidak lagi mudah menjumpai serangga-serangga yang dulunya sering kita jadikan mainan seperti capung, jangkrik, tonggeret/garempong, kupu-kupu, undur-undur, belalang, laron, kepik, kumbang, kunang-kunang, dan masih banyak lagi.

dragonfly02

Kayaknya habitat serangga-serangga ini sudah mulai terpinggirkan karena pembukaan pemukiman/perumahan, industri atau perkantoran. Sekarang ini anak-anak jadi semakin berkurang interaksinya dengan alam. Sayang ya? Saya termasuk yang berbahagia karena bisa bermain dengan para serangga.

dragonfly01