Melawan Disrupsi di Bidang Kesehatan (4)

{ Artikel sebelumnya: Melawan Disrupsi Bisnis di Bidang Kesehatan 3 }

Tulisan sebelumnya kita mengulas karakteristik dari perusahaan teknologi yang sekiranya akan masuk ke bidang kesehatan dan sekaligus mengganggu alur bisnis Rumah Sakit dan klinik. Kalau saat ini RS/klinik masih belum punya ide bagaimana sekiranya perusahaan teknologi ini akan mengganggu mereka, maka perkenankanlah saya menyampaikan bahwa perusahaan-perusahaan itu sudah mulai muncul. Kalau sebelumnya saya memberikan contoh HaloDoc, Go Dok, KlikDokter, dan Dokter.id, maka sekarang sudah ada MEDI-CALL yang secara bisnis benar-benar akan mengganggu RS/klinik.

Mengapa Bisa Mengganggu?

Karena Medi-call sudah mulai mencuri pasar RS/klinik dengan cara menyediakan layanan panggil dokter, panggilan darurat, panggil laboratorium, vitamin, vaksin, infus/IV line, bahkan farmasi. Menurut saya ini sudah lengkap dan semuanya tersedia untuk dipanggil ke rumah.

Baca selebihnya »

Melawan Disrupsi Bisnis di Bidang Kesehatan (3)

{ Artikel sebelumnya: Melawan Disrupsi Bisnis di Bidang Kesehatan 2 }

Jika bagian 1 dan 2 menjelaskan betapa seriusnya ancaman dari perusahaan teknologi, maka kali ini kita coba diskusikan bagaimana melawan disrupsi bisnis yang akan mereka lakukan di bidang kesehatan. Untuk itu diperlukan pengetahuan tentang apa itu perusahaan teknologi masa kini yang belakangan cenderung mengganggu bisnis konvensional. Benar pepatah kuno yang mengatakan bahwa untuk memenangkan pertempuran, kita perlu mengenali siapa musuh kita.

1) Pemanfaatan Teknologi

Sebagai perusahaan teknologi, mereka benar-benar menguasai teknologi, terutama teknologi terbaru. Dengan gesit mereka dapat segera mengadopsi teknologi terbaru dalam waktu yang singkat. Kadang kala mereka di-endorse oleh perusahaan teknologi besar semacam Microsoft, Google, Facebook, IBM dan masih banyak lagi perusahaan besar lain yang siap membantu mereka dalam pengadopsian teknologi baru dan infrastrukturnya.

Baca selebihnya »

Melawan Disrupsi Bisnis di Bidang Kesehatan (1)

Kalau kita lihat beberapa tahun belakangan ini, maka kita bisa mengamati beberapa disrupsi bisnis di beberapa bidang. Sebut saja dengan hadirnya ojek online yang mengganggu bisnis ojek pangkalan; taxi online yang mengganggu bisnis taxi konvensional; e-commerce yang mengganggu bisnis perdagangan, retail dan bahkan distribusi; agen tiket perjalanan online yang mengganggu agen tiket konvensional; penginapan online (Airbnb) yang mulai mengganggu bisnis perhotelan.

Kalau dicermati, semua disrupsi bisnis ini dilakukan oleh perusahaan teknologi yang tidak memiliki sumber daya di bidang tersebut. Sebut saja Gojek yang merupakan pemain ojek online. Gojek ini tidak memiliki armada sepeda motor. Pengemudi yang menjadi mitralah yang memiliki sepeda motornya. Demikian juga dengan Uber atau Grab yang tidak memiliki armada taxi, tapi pengemudilah yang mengusahakan sendiri mobilnya.

Mengapa kita perlu mencermati para pemain disruptif ini?

Kita perlu mencermatinya karena para pemain ini bisa dikatakan “sadis”. Dengan penguasaan teknologi yang prima, mereka bisa menghancurkan bisnis konvensional tanpa ampun. Lihat saja ketika Gojek hadir, maka bermunculanlah banyak ojek online dengan harga kompetitif dan layanan door to door yang kemudian membuat ojek pangkalan tidak laku lagi. Atau lihat saja Uber, Grab dan GoCar yang membuat banyak perusahaan taxi seperti hidup segan mati pun enggan.

Baca selebihnya »

AHM Meraja Di Semester 1 2008

Menarik mencermati pertarungan dua produsen sepeda motor besar di Indonesia, yaitu antara AHM (Honda) dengan YMKI (Yamaha). Kedua produsen ini berkejar-kejaran dalam menorehkan prestasi penjualan. Dalam 2 tahun belakangan ini keduanya saling bergantian memimpin.

Dalam laporan penjualan semester 1 tahun 2008 ini, Honda kembali memimpin dengan meraih pasar sebesar 45.54%. Sedangkan Yamaha harus mangakui keunggulan rival terberatnya Honda dengan meraih posisi 2 dengan prestasi penjualan 39.93%. Sementara itu Suzuki masih seperti biasanya bertengger di posisi 3 dengan prestasi yang ketinggalan jauh. Kali ini Suzuki meraih porsi pasar sebesar 13.12%.

Bagaimana dengan produsen lain? Rupanya mereka masih harus berjuang ekstra keras karena kontribusinya masih di bawah 1% dari total penjualan nasional.

Baca selebihnya »