Di Balik Lagu Kirana Bobok

Oke, mungkin posting ini sangat lebay bin mellow karena harus sampai menceritakan sesuatu di balik sebuah lagu sederhana bertajuk “Kirana Bobok” yang durasinya pun cuma 1:25 menit. Tapi sejujurnya, daku merasa perlu menuliskannya. Mungkin kelak cerita ini dapat berguna bagi anak-cucu. Dan mungkin cerita ini bisa jadi motivasi bagi pembaca, terutama untuk selalu berusaha & berkarya yang terbaik.

Daku yakin, setiap orang punya potensi dan kapasitas yang luar biasa. Namun kebanyakan dari mereka tidak mempergunakan talenta dengan sebaik-baiknya. Atau banyak orang yang lebih cenderung untuk bersantai atau bermalas-malasan. Padahal waktu mereka bisa saja berakhir kapan saja! Dan mungkin mereka tidak sempat lagi mempersembahkan karya atau kebaikan bagi dunia!

Kembali ke laptop… Perekaman lagu “Kirana Bobok” sebenarnya amat-sangat dipaksakan, karena daku tidak dalam kondisi fit.

Jadi ceritanya kemarin siang mendadak daku merasa sesak nafas & dada sakit sekali. Catatan medisku memang tidak baik. Sebelumnya pernah diet ketat gara-gara kadar kolesterol & trigliserid yang amat sangat tinggi dalam darah. Tentu saja sakitnya dada ini membuatku panik. Karena dulu sebelum diet daku pernah mengalami sakit di dada sampai ke bahu yang ternyata adalah salah satu gejala jantung koroner.

Langsung saja daku memeriksakan diri ke dokter. Walau pun masih sesak nafas dan dada sakit, ternyata rekaman ECG baik. Puji Tuhan! Tapi dokter merasa kurang puas dan merujuk ke dokter ahli jantung & pembuluh darah. Diperiksa oleh dokter spesialis hasilnya baik. Kemudian dirujuk ke test treadmill. Walau pun cuma kuat treadmill 7 menit, tapi kapasitas jantung 85% tercapai. Sayangnya dokter sudah pulang sebelum membaca hasil test treadmill.

Sejenak kemudian daku bersyukur kepada Tuhan karena hasil test ECG normal. Dan mungkin treadmill juga tidak masalah. Namun gangguan sesak nafas dan dada membuatku khawatir! Bahwa mungkin lain waktu daku tidak seberuntung hari ini!

Jadi sepulang dari RS daku langsung meneruskan lagu “Kirana Bobok” dan memaksakan diri untuk menyanyi dan merekamnya walau pun masih sesak nafas. Bahkan proses rekaman & editing video baru berakhir jam 00:00. Jadi jangan heran kalau suaranya stereo (sember dan serak, hehehe). Tapi aslinya memang berantakan kok suaranya. Hahaha…

Sejatinya lagu ini sudah tercipta awal tahun saat perjalanan pulang ke Semarang naik mobil sendiri. Sambil nyetir daku mengisi waktu bersenandung membuat lagu untuk Kirana tercinta. Sengaja dibuat sederhana nadanya. Bahkan teks-nya pun sangat sederhana. Sayangnya daku tidak pernah lagi memegang gitar untuk menuntaskan lagu ini dan merekamnya. Maklum, dalam rangka tugas, daku harus sering kemana-mana.

Saat tugas di Pekanbaru April lalu sempat membuat iringan dengan TuxGuitar. Kalau ada suara gitar di lagu “Kirana Bobok”, itu bukanlah suara gitar yang sesungguhnya. Itu hanya suara synthesizer. Demikian pula dengan suara bass dan string iringan. Namun entah kapan lagi terselesaikan jika kemarin tidak sesak nafas & sakit dada. Mungkin penyelesaiannya bisa lebih lama lagi. Buktinya dari pembuatan nada pertama kali di Januari sampai ke pembuatan iringan bisa jeda sampai 4 bulan. Padahal hanya untuk 1 lagu sederhana berdurasi 1:25 menit.

Nampak sekali bahwa daku butuh pemicu untuk memaksa diri berkarya dengan mengerahkan potensi sebaik-baiknya! Yang terpikirkan olehku adalah, jika daku kehabisan waktu, paling tidak ada suatu karya untuk menyatakan cintaku kepada anak-anak. Memang dalam keadaan tidak fit kemarin daku tidak menghasilkan rekaman yang istimewa. Namun daku bangga karena berhasil menyelesaikannya! Biarlah orang lain yang menyempurnakannya. (Kayaknya kolaborasi Om NH dan Mas Prima bisa bagus nih)

Dan lagu ini kupersembahkan tidak hanya untuk Kirana tercinta, namun juga bagi kanak-kanak seluruh dunia, yang berkenan mendengarkannya. Karena lagu ini tercipta atas dasar cintaku yang besar untuk Kirana. Dan pasti cinta ini bisa diteruskan kepada kanak-kanak yang lain di seluruh dunia!

Cintaku kupersembahkan untuk anak-anakku, Axel dan Kirana. Dan juga bagi seluruh kanak-kanak di dunia.

~~~

Catatan: Sebelumnya daku sudah memberikan warning untuk membawa kantung muntahan saat menonton video “Kirana Bobok”. Mungkin saat menontonnya tidak muntah. Tapi bisa jadi setelah membaca posting ini kantong muntahan itu berguna. Hahaha… Salam hangat, sobaaaaaat…

Catatan lagi: Jiaaaaah… kok kesannya ngga rela postingan ini berakhir sampai di sini. Tapi perkenankanlah daku menjawab pertanyaan Om NH: “Kapan daku merasa ganteng/keren?” Jawabanku adalah:


Kalau saya merasa keren pas nggendong Kirana. Asli, loh! Entah mengapa saya merasa bangga banget! Mungkin karena saya sangat mencintai Kirana…

Hehehe… persediaan kantung muntahannya banyak kan???

21 pemikiran pada “Di Balik Lagu Kirana Bobok

  1. Mas dewo, yang aku dengar dari lagu itu bukan bagus tidaknya, justru saya terenyuh, saat mendegar suara seorang ayah beranyanyi untuk putrinya… apalagi tau kalo mas lagi sakit, kalo saya jadi kirana, kelak dewasa pasti saya mewek denger lagu itu…

    Justru serak itu memperlihatkan betapa kerasnya perjuangan mas sebagai ayah… *kok malah aku jadi melow!!!

    ih, mas bisa baca pikiran aku ya… aku kan barusan chat sama om NH! wkakakaakka…

    • Ya … Prima tidak bohong …
      memang malam kemarin saya sempat ngobrol-ngobrol dengan Prima

      Sumpah !

    • @Mas Prima,

      Wah terima kasih atas apresiasinya. Mas benar-benar dapat berempati dengan lagu ini. Pasti kalau yg menyanyi Mas Prima bisa bagus banget nih…

      ~~~

      @Om NH,

      Ayo Om… ditunggu kolaborasinya dengan Mas Prima. Pasti maknyosss…

      Salam

    • Wakaka… tentu tidak lah… Kan lagunya untuk menidurkan Kirana. Ntar coba deh bikin lagu yg riang gembira, jadi bisa pake gaya nyanyinya. Wakaka…

      Salam hangat, Bro…

  2. hiks….kok aku jadi pingin nangis yaaa…… 😦
    kelak Kirana besar ,pasti akan merasa bahagia sekaligus terharu merasakan begitu besar cinta Mas Dewo padanya 🙂
    dan, aku suka kok dgn suara Mas Dewo, bagus dan tentunya penuh cinta utk Kirana cantik
    salam

    • Hiks… jadi ngga enak bikin Bunda sedih. Daku baik2 saja, Bunda. Sekarang sudah sehat. Hanya agak batuk.

      Dan terima kasih apresiasinya, Bunda.
      Salam hangat…

  3. 1. Kok jadi sedih ya bacanyaaaaa
    2. Mas harus banyak olahraga dan diet (sok menasehati, tapi ini jg berlaku buatku)
    3. sungguh terharu, di balik gitaris metal tyt ada sosok ayah yg sangat mengagumkan…semoga kirana sdh ga takut lagi dengerin lagunya 🙂

    • Dear Jeng Devi,

      1. Jangan sedih ya? Daku baik2 saja kok. Sekarang sudah bisa pecicilan lagi. Hehehe…
      2. Betuuuul. Sayangnya tadi pagi males banget mau sepedaan. Kalau diet sih seringkali kilaf & kalap kalok lihat makanan enak. Hehehe…
      3. Terima kasih atas empatinya… You know me so well (cenat-cenut).

      Salam hangat.

  4. Nyanyikan untukku dong, Mas Dewo!

    *ketahuan waktu kecilnya jarang dinyanyiin*

    Well, pastilah! Saat begitu memang jadi keren! Saya pun, karena belum punya anak, ya merasa keren kalau mendampingi adik perempuan saya. Heheh, rasanya jadi pelindung dan kakak gitu deh. Ckckckkc…

    Tapi belum pernah nyanyiin buat adik, paling juga kalau Lia *sapaan adikku* sakit, saya bacaan Al-Qur’an.

    Salam buat Kirana, ya dari Om Usup. Hahaha

    • Wah, saya nyanyiin lagu apa utk Kang Usup ya? Lagu “Kirana Bobok” saja deh… Bisanya cuma itu. Hehehe…

      Salam akan saya sampaikan ke Kirana. Salam juga untuk Dik Lia.

      Salam hangat dari Makassar

Tinggalkan Balasan ke bundamahes Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.